Sharia Insight

Kembangkan Ekonomi Syariah, BI Bentuk Rantai Pasok Halal

Jakarta – Bank Indonesia (BI) berencana akan membentuk suatu rantai pasok halal atau halal supply chain, yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Wacana ini akan dibentuk bersama kementerian dan lembaga terkait.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 8 November 2017 mengungkapkan, halal supply chain merupakan suatu jejaring aktivitas ekonomi halal yang dapat memenuhi produksi, pemasaran, hingga berbagai kebutuhan dasar produk dan jasa halal.

“Nah, itu bagaimana kita harus menciptakan pelaku bisnis baik yang besar, menengah atau kecil untuk memproduksi, memasarkan memenuhi kebutuhan halal itu, sehingga kebutuhan kita banyak dipenuhi oleh dalam negeri,” ujarnya.

Lebih lanjut Perry meyatakan, bahwa untuk membentuk halal supply chain tersebut pihaknya akan menjaring pelaku ekonomi syariah baik skala mikro, kecil, menengah dan besar. “Untuk mikro itu basisnya bisa pesantren, besarnya saudagar muslim,” ucap dia.

Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar mengenai kebutuhan halal seperti makanan, fashion, kosmetik, farmasi, maupun travel halal. BI mengungkapkan pada 2015, size atau jumlah kebutuhan halal sekitar hampir Rp3.000 triliun. Dari total itu, sekitar 70 persen dikontribusikan oleh halal food.

“Halal food ini dari kemudian beras, sampai bumbu-bumbuan, sampai kemudian meat segala macem, kalau ditotal sekitar 70 persen dari Rp3.000 triliun. Itu merupakan pasar terbesar di dunia. Nah sekarang, pelakunya siapa? sementara thailand sudah bercita-cita  jadi halal kitchen in the world,” paparnya.

“Ini yang disebut halal supply chain. Fokusnya antara lain, halal food kebutuhan makanan halal kita. Kedua, terkait halal fashion. Juga mengenai halal tourism, itu juga jadi salah satu fokus pengembangan sampai kemudian juga cosmetic maupun obat-obatan,” katanya.

Oleh sebab itu, tambah dia, melalui halal supply chain, diharapkan kebutuhan halal di dalam negeri bisa terpenuhi dari pelaku ekonomi syariah domestik, sehingga Indonesia benar-benar menjadi pusat ekonomi syariah baik dari sisi pangsa pasar maupun pelakunya.

“Kalau kita sudah bisa memenuhi, itu bisnis ekonomi yang besar. Insya Allah bank-bank kita akan gemuk dan besar. Berbagai instrumen keuangan juga akan banyak. Ini yang kemudian harus kita lakukan secara bersama,” tutup Perry. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

3 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

5 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

5 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

7 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

12 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

14 hours ago