News Update

Kejahatan Siber Terus Berkembang, Anggito: Semakin Kita Digitalize, Semakin Insecure

Jakarta – Pengurus ISEI Pusat Anggito Abimanyu mengungkap fenomena kejahatan siber yang terus berkembang seiring kemajuan teknologi. 

“Cyber security terus berkembang, dia tidak statik. Semakin kita digitalyze, semakin kita insecure. Semakin kita moderen, ekonominya tumbuh dan transaksinya banyak maka semakin insecure. Itu bawaannya begitu, “ kata Anggito saat membuka Talkshow dan Launching Buku berjudul ‘Keamanan Siber Bank’ di Kampus 3 Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Selasa, 30 Juli 2024.

Dihadapan ratusan mahasiswa tersebut, dirinya mewanti-wanti generasi muda untuk tetap waspada terhadap kejahatan siber. Sebab, berdasarkan buku berjudul ‘Keamanan Siber Bank’ karangan Riberto Akyuwen itu, kejahatan siber tidak hanya terjadi di sektor keuangan, melainkan perusahaan hingga harta pribadi.

Baca juga : Hati-Hati! Kejahatan Siber Modus Romance Scams Curi USD1,14 Miliar dari Para Korban

“Jadi yang namanya security itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Ada orang yang tidak mau menggunakan face detector karena takut dan insecure,” jelas Anggito yang juga Ketua Departemen Ekonomi dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM

Menurutnya, kategori orang-orang tersebut cukup banyak. Di mana, begitu mereka masuk ke sebuah sistem, mereka seolah terpenjara dengan sistem yang dianggap tidak secure.

Lanjutnya, Anggito juga sempat menyingung program counter fraud  dalam buku tersebut yang bisa mencegah terjadinya praktik kejahatan siber.

Baca juga : Jalin Tekankan Pentingnya Kolaborasi Kolektif Hadapi Kejahatan Siber

“Program counter fraud itu bisa mencegah dari mall praktik kejahatan siber, tapi beliau (sang penulis) sendiri tidak yakin bisa mengendalikan karena ini seperti berlomba-lomba ya antara obat dan penyakitnya. Jadi, gak bisa obatnya itu mendahului penyakitnya,” bebernya.

Di sisi lain, dirinya juga menyinggung perihal culture digital yang kerap dialami generasi seangkatannya alias old generation. Budaya digital ini mengacu pada perilaku, praktik, dan nilai-nilai yang berkembang dari penggunaan teknologi digital.

“Betapa susahnya orang-orang yang menyesuaikan perkembangan digital in my generation. Kita tuh gak bisa ngejar,” akunya.

Menurutnya, culture digital tidak bisa dibangun dalam semalam, harus dibangun sejak dini. Sebab, mereka menjadi culture digital karena mereka harus mengetahui cyber risk yng harus dimitigasi dengan baik. (*)

Editor : Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

7 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

8 hours ago

Donald Trump Isyaratkan Akhiri Konflik Gaza Sebelum Biden Lengser

Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More

23 hours ago

Allianz Catat Pertumbuhan GWP 10 Persen di November 2024, Segini Nilainya

Jakarta – PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) mencatatkan pertumbuhan positif untuk Growth Written Premium atau GWP… Read More

24 hours ago

Stok Energi Primer Cukup, PLN Siap Pasok Listrik Andal Selama Nataru

Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru… Read More

24 hours ago

Kualitas Aset Membaik, KB Bank Targetkan Peningkatan NII hingga 2,3 Persen di 2025

Jakarta– KB Bank mulai mencetak kinerja positif dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi portofolio kredit… Read More

1 day ago