News Update

Kejahatan Siber Masih Membayangi Industri Perbankan

Jakarta – Kejahatan dunia siber, yaitu peretasan data masih mengincar perusahaan besar, khususnya industri jasa keuangan dan perbankan. Paparan studi yang dilakukan oleh Verizon dalam Data Breach Investigation Report 2019 berdasarkan analisis 41.686 insiden keamanan, diketahui bahwa 2.013 insiden dikonfirmasi sebagai pelanggaran data.

Verizon juga menyatakan 25% dari pelanggaran dimotivasi oleh cyberespionage, meningkat drastis dibanding tahun sebelumnya yang hanya 13%.

Spionase siber biasanya dilakukan dengan serangan APT (Advanced Persistent Threat) di mana peretas membangun keberadaan ilegal jangka panjang di jaringan untuk menambang data penting dari target, umumnya instansi pemerintah, perbankan dan industri kelas enterprise.

Oleh karena itu, keamanan jaringan merupakan salah satu aspek yang paling penting untuk mendapat perhatian ketika bekerja melalui internet, LAN atau metode lain, terutama perusahaan besar yang memiliki aktivitas internet yang luar biasa dan kepentingan bisnis yang dapat mencakup banyak sektor. Sistem keamanan jaringan yang stabil dan efisien menjadi sangat penting untuk melindungi data, serta membantu bisnis mengurangi risiko menjadi korban pencurian data dan sabotase, alias masalah utama atau momok utama di dunia siber.

Perusahaan besar, harus menyadari pentingnya berinvestasi pada teknologi NTA (Network Traffic Analysis) atau analisis lalu lintas jaringan. NTA merupakan solusi keamanan yang menggunakan komunikasi jaringan sebagai sumber data dasar untuk mendeteksi dan menyelidiki ancaman keamanan dan perilaku aneh atau jahat dalam jaringan itu.

Namun, teknologi ini baru dapat dikatakan lengkap jika memiliki Deep Packet Inspection (DPI), yaitu fitur yang dapat mengidentifikasi data, melihat seluruh lalu lintas jaringan, melakukan pelaporan dini jika ada sesuatu yang dicurigai dan memberikan rekomendasi tindakan yang harus dilakukan.

Sementara itu, sektor apa yang paling memerlukan teknologi ini, yaitu perusahaan infrastruktur penting seperti pembangkit listrik, perusahaan transmisi, pengolahan minyak dan gas, pabrik-pabrik, bandara sampai layanan pengiriman yang secara default menggunakan SCADA/ICS perlu mengimplementasikannya dalam sistem mereka sebagai bagian dari pertahanan yang komprehensif mendeteksi semua hal yang terjadi di jaringan. Selain itu, instansi pemerintah juga harus ikut ambil bagian dalam penggunaan analisis lalu lintas jaringan untuk melindungi diri dari cyberespionage yang eksistensinya semakin mengkhawatirkan.

Mengenai teknologi analisis lalu lintas jaringan, IT Security Consultant PT Prosperita–ESET Indonesia, Yudhi Kukuh mengatakan analisis lalu lintas jaringan adalah teknologi canggih yang dibangun menggunakan kombinasi kecerdasan buatan (AI), machine learning dan analis data canggih. Kemampuannya mengawasi aktivitas secara real time seperti mata yang dapat melihat segalanya, mengenali setiap permasalahan yang muncul di jaringan.

“Analisis lalu lintas jaringan merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh GreyCortex dengan solusinya yang bernama Mendel. GreyCortex adalah salah satu ESET Technology Alliance. Keunggulan utamanya adalah mendeteksi serangan Advanced Persistence Threat/targeted attack yang sangat ditakuti di dunia IT,” ujarnya, Rabu (15/05).

Perusahaan tidak hanya menangani lebih banyak data, tetapi jenis data juga semakin meluas. Aliran data berisi semuanya mulai dari angka inventaris dan informasi keuangan hingga video, gambar, dan data tidak terstruktur lainnya yang berasal dari media sosial, seluler, dan Internet of Things (IoT). Semua jenis data yang bervariasi ini perlu dipusatkan, diatur, dan dibuat dapat diakses dan dapat digunakan untuk bisnis, namun tetap aman dari gangguan kejahatan siber.

Perusahaan skala menengah dan atas yang mengelola beragam data dalam jumlah yang sangat banyak dan lalu lalang dalam jaringan perusahaan perlu menerapkan teknologi analisis lalu lintas jaringan dalam sistem keamanan jaringannya. Mengandalkan keamanan perimeter tidak cukup untuk terus mengawasi setiap aktivitas di jaringan, jawabannya tentu mengandalkan analisis lalu lintas jaringan oleh GreyCortex dengan solusinya yang bernama Mendel untuk mengawasi atau memantau secara konsisten selama 24/7 karena memang dirancang untuk itu.(Ayu Utami)

Suheriadi

Recent Posts

Laba BRK Syariah Kuartal III 2025 Tumbuh 3,46 Persen, Ini Penopangnya

Poin Penting Laba BRK Syariah kuartal III-2025 naik 3,46 persen menjadi Rp218,20 miliar didorong pembiayaan… Read More

16 hours ago

BCA Siapkan Rp42,1 Triliun Uang Tunai untuk Nataru 2025/2026

Poin Penting BCA menyiapkan uang tunai Rp42,1 triliun untuk Nataru 2025/2026 agar transaksi nasabah tetap… Read More

16 hours ago

Aliran Modal Asing Keluar RI Rp0,13 Triliun di Pertengahan Desember 2025

Poin Penting Aliran modal asing keluar pada minggu kedua Desember 2025 nonresiden tercatat jual neto… Read More

17 hours ago

Bank Muamalat Catat Kenaikan Double Digit pada Pembiayaan Multiguna iB Hijrah

Poin Penting Pembiayaan Multiguna iB Hijrah Bank Muamalat tumbuh 41 persen secara tahunan (YOY) hingga… Read More

17 hours ago

Keluarga Ini Jadi Paling Tajir di Taiwan Berkat Bank dan Asuransi, Intip Siapa Mereka

Poin Penting Daniel dan Richard Tsai jadi orang terkaya Taiwan dengan kekayaan USD13,9 miliar dari… Read More

18 hours ago

Bank Mega dan Metro Hadirkan Season of Elegance Fashion Show, Diskon hingga 70 Persen

Poin Penting Bank Mega dan Metro menggelar Season of Elegance Fashion Show yang menampilkan karya… Read More

18 hours ago