Perbankan

Kejahatan Siber Cenderung Mengincar Kelemahan Nasabah

Jakarta – Transformasi digital di sektor perbankan perlu diimbangi dengan keamanan data bagi nasabah. IT Security Head Allobank M. Riza Achrulah mengatakan, keamanan sistem di perbankan sudah memadai, namun yang jadi permasalahan yaitu serangan siber akan menyerang bagian yang paling lemah seperti nasabah.

“Sebetulnya yang diserang itu adalah nasabah. Faktor keamanan suatu sistem yang menentukan justru adalah bagian yang kurang aman, jadi biasanya kita tau people atau orang (human element) itu yang paling lemah dan paling mudah untuk di serang dalam hal ini nasabah,” ujar Riza dalam Talkshow yang digelar Infobank dengan tema ‘Pengintaian Data di Era Digital, Siapkah Bank?’ Selasa, 7 Maret 2023.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh ISACA tahun 2021, risiko teknologi masih didominasi oleh keamanan teknologi dan privasi data. Sementara, data dari Verizon tahun 2021 sebesar 82% pelanggaran data melibatkan unsur manusia.

“Apakah itu penggunaan kredensial yang dicuri, phising, penyalahgunaan, atau hanya kesalahan, orang terus memainkan peran yang sangat besar dalam insiden dan pelanggaran,” terang Riza.

Oleh karena itu, peningkatan literasi digital termasuk ke arah kejahatan siber (cyber crime) seperti, peretasan atau pencurian data itu sangat penting di edukasi untuk menghindari kejahatan siber yang semakin marak.

Riza menambahkan, sebagai pelaku industri perbankan, tentu pihaknya perlu memperhatikan kebutuhan nasabah. Saat ini, perubahan perilaku masyarakat cenderung bertransaksi menggunakan e-commerce dan juga melakukan pinjaman melalui digital lending. Dimana E-commerce menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 54% yoy.

“Yang penting disini perlu diketahui oleh kita sebagai pelaku perbankan, bahwa kemudian kita harus memperhatikan customer need. Jadi itulah yang sekarang menjadi perhatian,” pungkasnya.

Kemudian, perubahan-perubahan digital di sistem perbankan antara lain, API (application programming interface) yang akan digunakan sebagai fasilitas untuk diakses oleh berbagai pihak untuk melakukan suatu kerja sama, meliputi fitur pembayaran atau fitur pinjaman yang terhubung langsung dari bisnis partner ke bank atau dari bank ke bank.

“Kedua, adalah robotic and cognitive capabilities atau AI (Artificial Intelligence), mungkin nanti akan ada semacam financial advisor yang berupa AI. itu lagi-lagi perbankan menjadi suatu kumpulan layanan, jadi langsung melihat dari sisi customer need dan dibantu oleh itu IT game Changer salah satunya AI,” jelasnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Calon Wamen Datangi Kediaman Presiden Terpilih Prabowo

Selebriti Raffi Ahmad sambangi kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, 15 Oktober… Read More

1 hour ago

BTN Klaim Sudah Sepakati Harga Akusisi Calon Bank Syariah

Jakarta – Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Nixon LP Napitupulu buka suara… Read More

3 hours ago

Dipanggil Prabowo, Raffi Ahmad Ahmad Blak-blakan Dapat Tugas Ini

Jakarta - Selebriti Raffi Ahmad telah berbincang-bincang dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta… Read More

3 hours ago

Media Asing Soroti Sri Mulyani yang Ditunjuk Jadi Menkeu Lagi di Kabinet Prabowo

Jakarta – Kabar masuknya Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan di kabinet Prabowo-Gibran rupanya mendapat sorotan… Read More

4 hours ago

Trio Wamenkeu Kabinet Prabowo: Thomas Djiwandono, Suahasil Nazara dan Anggito Abimanyu

Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono turut dipanggil Presiden Terpilih Prabowo Subianto di… Read More

4 hours ago

Harga Bitcoin Sempat Tembus USD66.000, Bagaimana Pergerakannya di Pekan Ini?

Jakarta - Pasar kripto mengawali pekan ini dengan pergerakan yang positif, tercermin oleh menguatnya harga… Read More

4 hours ago