Categories: Ekonomi dan Bisnis

Kebutuhan Semen Besar, Dubai Jadi Pasar Potensial

Jakarta–Tahun ini bukan tahun yang baik buat industri semen di Indonesia. Alasannya mudah ditebak, selain kinerja perusahaan semen banyak yang turun, konsumsi semen juga sedikit berkurang.

Contohnya saja, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Perusahaan semen milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mencatat penurunan laba bersih 21,6% dari Rp4,08 triliun menjadi Rp3,2 triliun sampai kuartal III 2015. Hal ini dikarenakan konsumsi semen dalam negeri mengalami penurunan sebesar 0,9% atau 42,58 juta ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 42,99 juta ton.

Padahal, jika melihat peta pembangunan pemerintah hingga beberapa tahun kedepan sungguh menjanjikan.

Artinya, kini perusahaan semen dalam negri perlu melirik pasar di luar negri yang potensial dan punya kebutuhan sangat besar, seperti Dubai contohnya. Sebab jika tidak, bukan tidak mungkin kondisi tahun depan tidak akan berubah seperti saat ini.

CEO Baracca FAR, Frid Razalee, mengungkapkan bisnis semen di wilayah Timur Tengah seperti Dubai sangat menjanjikan. Hal dikarenakan permintaan semen di negara tersebut sangatlah besar.

Tak tanggung-tanggung, ia berani mengasumsikan kebutuhan semen di wilayah Dubai kini mencapai 90 juta ton per tahun.

Melihat hal ini ia pun ingin mengajak para produsen semen nasional bekerjasama dengan perusahaan yang didirikannya (Baracca FAR) untuk memanfaatkan pasar yang besar di Dubai.

Perusahaannya yang berpusat di Dubai United Emirate Arab diklaim bisa menjembatani produsen-produsen semen dalam negri untuk menemukan pangsa pasar yang besar di Dubai.

“Target awal kami bisa meng-ekspor hingga 1% dari kebutuhan semen di Dubai yang mencapai 90 juta ton/ tahun,” kata Frid, Minggu, 1 November 2015.

Frid sendiri mengungkapkan, saat ini pihaknya telah menandatangani kerja sama dengan Semen Padang, yaitu salah satu perusahaan semen di bawah Semen Indonesia.

Ke depan ia mengaku juga akan bekerjasama dengan produsen semen lainnya seperti, semen Bosowa, dan Merah Putih.

Selain semen, ia juga mengaku menjadi kepanjangan tangan untuk produsen pengekspor ban.

“Saya juga melihat pasar potensial kedepan untuk bisnis ekspor furniture,” tutupnya. (*) Dwitya Putra

Paulus Yoga

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

4 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

6 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

7 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

9 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

14 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

15 hours ago