Kebutuhan Biaya Untuk Turunkan CO2 Capai Rp3.500 Triliun, Menkeu: Mahal Banget

Nusa Dua – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak memungkiri bahwa upaya untuk menurunkan emisi karbon CO2 tidaklah mudah. Menurutnya, untuk menurunkan CO2 sebesar 26% secara mandiri dan 41% dengan dukungan internasional, memerlukan biaya besar dan kebijakan yang tepat.

Menkeu mengungkapkan terdapat beberapa sektor yang krusial dalam menurunkan tingkat CO2 Indonesia. Peningkatan pembiayaan untuk sektor-sektor ini perlu ditingkatkan untuk segera memulai transisi ekonomi hijau yang akhirnya mengurangi emisi CO2.

“Sektor forestry dan landuse yang paling besar kontribusinya untuk menurunkan CO2, biaya untuk mencapai penurunan 41% hingga mencapai Rp90 triliun. Sektor yang paling penting kedua untuk menurunkan CO2 adalah transport dan energy, namun biayanya mahal sekali, Rp3.500 triliun,” jelas Menkeu dalam konferensi pers FCBD (Finance and Central Bank Deputies Meetings) di Nusa Dua, Bali, 8 Desember 2021.

Untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan ini, Menkeu mengaku, pihaknya sudah mengambil tindakan-tindakan inisiatif. Salah satunya adalah dengan mengalokasikan anggaran pada APBN yang khusus untuk ekonomi hijau.

Kemenkeu saat ini memiliki program seperti penanaman mangrove, perbaikan manajemen lahan, serta kerja sama dengan Kementerian KLHK dalam kehutanan dan sosial. Selain itu, pemerintah juga membangun transportasi massal seperti LRT, MRT, dan kereta cepat yang bertujuan untuk mengurangi emisi CO2. Begitu pula dengan pembangunan pembangkit energi hijau yang ramah lingkungan.

Selain mengalokasikan APBN, Kemenkeu juga berupaya untuk meraih kerja sama swasta dalam peningkatan pembiayaan ekonomi hijau. Sri Mulyani mengungkapkan, pihaknya tengah mengkaji dan menyusun kebijakan yang sesuai.

“Kita sekarang sedang membangun fiscal policy untuk climate change framework. Tujuannya adalah untuk dapat mengumpulkan dana-dana internasional, termasuk green finance,” ujarnya.

Melalui langkah-langkah tersebut, pemerintah berharap target penurunan emisi CO2 Indonesia bisa tercapai. Dengan demikian, Indonesia bisa selaras dengan tuntuan global dan turut berpartisipasi dalam pencegahan perubahan iklim. (*)

 

Editor: Rezkiana Np

Evan Yulian

Recent Posts

Pemerintah Targetkan Revisi Aturan DHE SDA Terbit pada Januari 2025

Jakarta – Pemerintah tengah mempersiapkan aturan mengenai revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA)… Read More

4 hours ago

Ekspansi Bisnis, J Trust Bank Tambah Kantor Cabang Baru di Bali

Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) terus melakukan ekspansi bisnis dengan memperluas… Read More

4 hours ago

BI Uji Coba Penerapan QRIS Tap Berbasis NFC untuk Pembayaran Lebih Cepat dan Praktis

Jakarta – Bank Indonesia (BI) bersama Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) pionir layanan dan Perum DAMRI… Read More

5 hours ago

Bank Mandiri Salurkan Rp3 Triliun untuk Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Jakarta – Bank Mandiri kembali menegaskan komitmennya dalam pemberdayaan ekonomi perempuan melalui kolaborasi strategis dengan… Read More

6 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Bertahan di Zona Hijau ke Level 6.983

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (20/12) kembali ditutup bertahan pada… Read More

6 hours ago

Resmi Gandeng Bank Mandiri! Jakarta LavAni Livin’ Transmedia Siap Gebrak Proliga 2025

Suasana saat peluncuran Bank Mandiri jadi sponsor Jakarta LavAni Livin' Transmedia untuk bertanding pada laga… Read More

6 hours ago