Headline

Kebijakan Moneter Tak Cukup, Reformasi Struktural Perlu Digenjot

Balikpapan – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menilai, kebijakan moneter dan fiskal yang dikeluarkan baik dari Bank Indonesia (BI) maupun pemerintah dianggap belom cukup untuk mendorong perekonomian nasional.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Deputi Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Perekonomian Monty Grianna, dalam seminar yang diselenggarakan Kemenko Perekonomian di Balikpapan, Rabu, 20 april 2016.

“Kebijakan moneter saja belum cukup untuk mendorong perekonomian kita. Tapi harus juga didukung oleh realisasi reformasi struktural dan insentif fiskal,” ujar Monty.

Menurutnya, untuk mendukung reformasi struktural, pemerintah sendiri telah mengeluarkan paket kebijakan mulai dari jilid I sampai jilid XI. Pasalnya, pemerintah juga berencana akan mengeluarkan paket kebijakan jilid XII. Paket-paket kebijakan ini bertujuan untuk mendorong perekonomian nasional.

“Beberapa paket kebijakan tersebut untuk mendorong perekonomian. Misalnya saja, paket kebijakan terkait dengan peningkatan investasi di Indonesia, dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM),” tukasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam meningkatkan investasi di dalam negeri, pemerintah telah memberikan kemudahan dari segi perizinan seperti layanan satu pintu. Dengan begitu, diharapkan para investor tertarik untuk berinvestasi di Indonesia dan akan menopang perekonomian Indonesia.

“Untuk perbaikan investasi, kita juga telah melakukan penyederhanaan perizinan, seperti layanan satu pintu. Untuk pengembangan UMKM pemerintah telah mengendorse dengan memberikan bunga rendah pada Kredit Usaha Rakyat (KUR),” ucapnya.

Dia menambahkan, pelaksanaan reformasi struktural ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Hal ini terlihat dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan membaik di 2016. Selain itu, investasi juga telah menunjukkan perbaikan sampai dengan Kuartal I 2016 ini.

“Pelaksanaan reformasi struktural telah memberikan hasil yang baik sampai dengan awal tahun 2016 ini. Ini tentu karena kebijakan yang kita endorse tadi. Ini telah memberikan hasil yang positif, dan meningkatkan respon yang baik bagi pada pelaku pasar,” tutup Monty. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

10 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

12 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

12 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

15 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

20 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

21 hours ago