Moneter dan Fiskal

Kebijakan Insentif Makroprudensial BI Diyakini Mampu Genjot Kredit Perbankan

Jakarta – Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Solikin M. Juhro mengungkapkan, implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) bisa meningkatkan kredit perbankan sebesar 0,6 – 0,7 persen dari target BI yang berada di sekitar 9 – 11 persen di tahun 2023.

“Dampaknya pasti ada, kreditnya bisa ada tambahan akan menigkat kalau dimanfaatkan semuanya akan meningkat bisa sekitar 0,6 – 0,7 persen dari baseline target,” kata Solikin dalam Taklimat Media Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial, Rabu 9 Agustus 2023.

Baca juga: Kabar Baik, Presiden Setujui Penghapusan Kredit Macet UMKM

Dia menambahkan, KLM bertujuan dalam sinergitas mendorong daya ungkit perekonomian untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di sektor prioritas di antaranya, sektor hilirisasi (minerba dan non-minerba), dan sektor perumahan (termasuk perumahan rakyat).

Ada juga sektor pertanian, sektor pariwisata (termasuk horeka), sektor inklusif (RPIM, KUR, dan Ultra Mikro), dan pembiayaan hijau. Denagn menambahkan insentif likuiditas dengan total sebesar 400 bps.

“Esensi dari kebijakan KLM yang baru, yaitu sama-sama insentif likuiditas tapi kita refousing ada dua dimensi, pertama adalah penguatan dari insentifnya atau penajaman stimulus kepada sektor-sektornya, kedua peningkatan besar insentif,” jelasnya.

Secara rinci, insentif likuiditas makroprudensial untuk sektor refousing maksimal insentif 200 bps, yaitu penyaluran kredit ke hilirisasi minerba 3 – 7 persen mendapatkan insentif sebesar 20 bps dan di atas 7 persen mendapatkan insentif 30 bps.

Kemudian, hilirisasi non-minerba 3 – 7 persen mendapatkan insentif 60 bps dan di atas 7 persen mendapatkan insentif 80 bps.

Sektor perumahan, penyaluran kredit 3 – 7 persen akan mendapatkan insentif sebesar 50 bps dan di atas 7 persen mendapatkan 60 bps.

Sektor pariwisata, dengan penyaluran kredit 3 – 7 persen mendapatkan insentif 25 bps dan di atas 7 persen sebesar 30 bps,

Selanjutnya, insentif likuiditas makroprudensial untuk pembiayaan inklusif pencapaian RPIM maksimal insentif 150 bps, di antaranya  pencapaian RPIM 10 – 20 persen mendapatkan insentif 10 bps, 20 – 30 persen sebesar 40 bps, dan 30 – 50 persen mendapatkan insentif 60 bps. Sedangkan di atas 50 persen mendapatkan 100 persen.

Insentif likuiditas makroprudensial untuk pembiayaan inklusif kredit/pembiayaan UMi (Ultra Mikro) maksimal insentif 50 bps. Secara rinci, pemberian kredit sebesar 0 -3 persen mendapatkan insentif 30 bps, dan di atas 3 persen mendapatkan 50 bps.

Terakhir, insentif likuidits makroprudensial hijau dengan maksimal insentif 50 bps, dengan penyaluran kredit 0 – 5 persen mendapatkan insentif sebesr 30 bps dan diatas 5 persen mendapatkan 50 bps.

Baca juga: BI Jamin Kebijakan Insentif Likuiditas Tak Akan Ganggu Stabilitas Sistem Keuangan

Seperti diketahui, kredit perbankan pada Juni 2023 tumbuh 7,76 persen yoy, melambat bila dibandingkan dengan Mei 2023 yang sebesar 9,39 persen atau menjadi Rp6.656 triliun. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat, melambat menjadi 5,79 persen yoy, dibandingkan Mei 2023 sebesar 6,55 persen menjadi Rp8.042 triliun.

Meski demikian, likuiditas industri perbankan pada Juni 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga.

Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 119,05 persen, menurun dibandingkan Mei 2023 sebesar 123,27 persen dan 26,27 persen juga menurun dibandingkan Mei 2023 sebesar 27,52 persen. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

15 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

15 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

16 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

17 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

17 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

20 hours ago