Analisis

Ekonom: Kebijakan Ekonomi Jokowi Dinilai Paranoid

Jakarta–Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menilai, kebijakan pemerintahan Jokowi saat ini paranoid.

Dirinya mengungkapkan, pada awal terpilih menjadi presiden, Jokowi menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 dengan mencanangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7 persen hingga 2019. Namun kenyataannya pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tiga tahun pemerintahan Jokowi justru tidak sesuai harapan.

“Ekonomi kita kebijakannya paranoid. Kita bicara RPJMN pada awal terpilih Jokowi targetnya muluk-muluk 7 persen untuk keluar dari middle income trap,” ungkap Bhima dalam diskusi terkait RAPBN 2018 di Warung Daun, Jakarta, Jumat 25 Agustus 2017.

Baca juga: Jokowi Ingin Tingkat Ketimpangan Ditekan

Bhima menambahkan, kala target pertumbuhan tersebut sulit untuk diraih, seakan-akan pemerintah mengubah arah kebijakan ekonomi Indonesia menjadi pada pemerataan ekonomi dan kesetaraan.

“Namun kenyataannya saat ini pertumbuhan ekonomi masih di angka 4 dan 5 terus. Lalu seakan pemerintah memindahkan wacana agar fokus pada pemerataan ekonomi dan kesetaraan. Ini kebijakan yang ketakutan karena tidak mampu mencapai target,” ungkap Bhima.

Seperti diketahui, pada asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018, target pertumbuhan ekonomi 2018 dipatok 5,4 persen atau lebih optimis dibandingkan target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017 yang hanya 5,2 persen. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Suheriadi

Recent Posts

STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More

1 hour ago

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

10 hours ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

11 hours ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

11 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

11 hours ago

Presiden Prabowo Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi El Sol del Perú, Ini Maknanya

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More

13 hours ago