Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menyatakan bahwa jika Indonesia tidak berhasil dalam mengurangi emisi karbon, maka global juga tidak akan berhasil. Pasalnya, potensi pasar karbon di Indonesia dinilai yang terbesar di dunia dan diprediksi memiliki pangsa pasar senilai USD565 miliar atau Rp8.475 triliun.
“Karena di tempat lain kita tidak akan jumpai potensi sebesar di Indonesia dalam mengurangi emisi karbon,” ujar Mahendra dalam dalam Seminar Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca & Peluang Perdagangan Karbon di Indonesia, Senin 18 September 2023.
Baca juga: Siap-Siap Bursa Karbon Akan Berlaku Minggu Depan, Catat Tanggalnya
Seperti diketahui, dalam target nationally determine contribution (NDC) perjanjian Paris Agreement, Indonesia mengupayakan untuk menurunkan emisi karbon sebesar 31,89 persen dengan usaha sendiri dan 42 persen dengan dukungan internasional.
“Bukan hanya dalam rangka memenuhi komitmen dan kepentingan nasional di dalam NDC, tetapi saya melihat dan kita semua menghitung secara global kalau Indonesia tidak berhasil dalam melakukan langkah-langkah tadi, maka kita tidak bisa terlalu optimis bahwa dunia akan berhasil,” ungkapnya.
Mahendra menegaskan bahwa Indonesia harus membuktikan lebih mampu daripada negara-negara lain dalam mengimplementasikan komitmen tersebut.
Untuk itu, pihaknya juga akan meninjau lahan gambut untuk direstorasi yang bisa dijadikan lahan pertanian, tentunya hal ini jug sebagai salah satu upaya pengurangan emisi karbon.
“Jangan sampai kita mengulangi kesalahan bangsa-bangsa di Eropa yang menghancurkan lahan-lahan gambut mereka, sehingga tidak bisa lagi direstorasi sama sekali dan sudah terlambat,” jelasnya.
Bahkan, kata Mahendra, negara yang paling maju sekalipun yaitu Jerman, yang mana memiliki lahan gambut yang paling rusak sedunia dan sudah tidak bisa direstorasi.
Baca juga: Provinsi Jambi Siapkan Regulasi Dukung Perdagangan Karbon di RI, Apa Saja?
Maka dari itu, Indonesia harus berkontribusi bukan hanya di nasional, tetapi juga di global dalam menentukan apakah dunia akan sanggup mengatasi pengurangan emisi karbon.
“Untuk mencapai global determine contribution, bukan hanya national determine contribution,sebesar itulah kepentingan, taruhan dan kontribusi Indonesia, supaya kita bukan bangsa yang berada di bawah tapi justru berada salah satu yang paling di atas dalam menentukan apakah dunia akan sanggup mengatasi pengurangan emisi karbon yang sangat penting,” tegas Mahendra. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More