Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, level pasar saham domestik Indonesia tercatat menguat sebesar 1,05 persen month-to-date (mtd) ke level 7.606,6 atau secara year to date (ytd) menguat 4,59 persen per 29 Oktober 2024.
Sementara nilai kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp12.719 triliun atau naik 1,33 persen mtd atau naik sebesar 9,02 persen ytd.
“Di mana non-resident mencatatkan net sale sebesar Rp9,5 triliun mtd, namun secara ytd masih tercatat net buy sebesar Rp40,14 triliun,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi saat konferensi pers RDK Bulanan (RDKB) Oktober 2024 secara virtual, Jumat, 1 November 2024.
Baca juga: OJK Catat Kredit Perbankan Tumbuh 10,85 Persen di September 2024
Lebih lanjut, Friderica menjelaskan, untuk pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI melemah 1,1 persen mtd atau naik 4,62 persen ytd ke level 391,9, di mana investor non resident obligasi korporasi mencatatkan net sale sebesar Rp0,1 triliun mtd atau ytd sebesar net sale Rp2,66 triliun.
Untuk industri pengelolaan investasi sendiri, nilai aset under management tercatat sebesar Rp855,89 triliun rupiah naik 1,52 persen mtd atau naik 3,78 persen ytd per 29 Oktober 2024 dengan reksa dana tercatat net subscription sebesar Rp7,54 triliun mtd sedangkan secara ytd masih net redemption sebesar Rp5,26 triliun.
“Sementara itu, pengimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp159,19 triliun, di mana 4,66 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 30 emiten baru,” imbuh wanita yang akrab disapa Kiki ini.
Untuk pengalangan dana pada security score funding sejak pemberlakuan ketentuan security score funding hingga 25 Oktober tahun ini, telah terdapat 17 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 650 penerbit efek, 166.515 pemodal dan total dana security score funding yang dihimpun dan teradministrasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebesar Rp1,26 triliun.
Lalu, untuk bursa karbon, Kiki menerangkan telah ada 90 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 614.454 ton CO2 equivalent dengan akumulasi nilai sebesar Rp37,09 miliar pada periode 26 September 2023 hingga 29 Oktober 2024.
Baca juga: BEI Ungkap Ada 3 Perusahaan Jumbo akan IPO Akhir Tahun Ini
Dalam hal penegakan ketentuan dan pelindungan konsumen di bidang pasar modal, ia katakan bahwa sejak 25 September 2024 sampai dengan Oktober 2024, OJK telah mengenakan sanksi administratif berupa denda dengan total denda sebesar Rp2,7 miliar kepada 2 pihak dan 2 manajer investasi.
“Sementara untuk memperkuat kerangka pengaturan dan pengembangan industri pasar modal, OJK juga sedang menyusun beberapa ketentuan, di antaranya RPOJK pengembangan dan penguatan transaksi dan lembaga efek, RPOJK pengembangan dan penguatan emiten dan perusahaan publik, serta beberapa peraturan di bidang pengelolaan investasi,” pungkasnya. (*) Steven Widjaja
Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More
Jakarta – Indonesia dan negara berkembang lainnya menuntut komitmen lebih jelas terhadap negara maju terkait… Read More
Jakarta – Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier milik Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE… Read More
Bangkok – Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik bagi banyak investor, khususnya di kawasan Asia… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendukung program pembangunan 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto yang… Read More
Padang - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengapresiasi kinerja Koperasi Konsumen Keluarga Besar (KSUKB)… Read More