Categories: Analisis

Kapan IHSG Bisa Bangkit Lagi ?

Sampai periode Agustus 2015 years to date, IHSG telah turun sebanyak 13,72% atau 717,340 poin ke level 4.509,607. Apakah ini petanda saham sudah sangat murah? Dwitya Putra

Jakarta–Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum terlihat ada tanda-tanda perbaikan sampai dengan saat ini.

Buktinya, setelah melemah 34,988 poin atau 0,82% ke 4.244,427 pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG mengalami tekanan lagi pagi ini hingga menuju level 4.100-an.

Kondisi tersebut seiring belum terlihatnya sentimen positif yang benar-benar dapat menggerakkan kondisi pasar saham. Terlebih pihak bank sentral AS masih memperlihatkan kehati-hatiannya dalam menaikan suku bunga. Hal ini mau tak mau menimbulkan ketidakpastian baru lagi di pasar global.

Apalagi setelah ada pernyataan Janet Yellen sebelumnya, yang tetap mengantisipasi kenaikan suku bunga AS di tahun ini. Alhasil investor pun lebih memilih wait and see atau melakukan aksi tunggu, dalam berburu saham.

Analis Saham Infovesta, Beben Feri Wibowo mengatakan, keputusan bank sentral AS atau The Fed sangat besar terhadap pasar modal domestik. Sehingga jangan heran, jika keputusan The Fed beberapa waktu lalu dapat menjadi sentimen yang bisa membuat pergerakan IHSG turun dengan signifikan.

Ia menganggap pengaruh keputusan The Fed sama seperti berapa besarnya persentase investor asing berinvestasi di pasar modal atau bursa saat ini.

“Mengingat kekhawatiran dari naiknya tingkat suku bunga acuan AS adalah keluarnya dana investasi asing dari dalam negeri,” kata Beben kepada Infobank.

Jadi sampai kapan IHSG akan terus tertekan?

Bila mencari sampai kapan IHSG tertekan memang tidak seorangpun yang mengetahui. Bahkan posisi bottom Indeks sendiri belum diketahui sampai dimana, mengingat terakhir pada 24 Agustus 2015, Indeks sempat menyentuh 4,163.729 atau posisi terendah sejak 2013.

Sampai periode Agustus 2015 years to date, IHSG telah turun sebanyak 13,72% atau 717.340 poin ke level 4,509.607.

Jika melihat data itu, tentu saham di bursa terlihat sudah sangat murah. Apa lagi saham-saham unggulan sudah banyak berguguran, sehingga peluang naikpun juga cukup besar.

Namun diharapkan, investor juga tidak gegabah atau terburu-buru masuk dan tetap mewaspadai kemungkinan peluang pelemahan lanjutan. Investor harus tetap cermati sentimen yang ada. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

5 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

6 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

8 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

9 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

9 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

12 hours ago