Jakarta – Rupiah pada hari ini (6/5) ditutup menguat 0,37 persen pada level Rp16.062 per dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menyebutkan penguatan rupiah tersebut didukung oleh data Amerika Serikat (AS) non farm payroll atau tingkat ketenagakerjaan berada di bawah konsensus sekitar 175 ribu.
“Tapi overall sebenarnya kita lihat memang akan selalu dipengaruhi data-data dan ini ujung-ujungnya itu kapan The Fed menurunkan suku bunga dan ini juga berdampak kepada rupiah,” ucap Rully dalam Media Day di Jakarta, 6 Mei 2024.
Baca juga: Rupiah “Meriang”, Ini yang Perlu Dilakukan Investor
Oleh karena itu, ia berekspektasi suku bunga The Fed akan mulai diturunkan pada September mendatang sebanyak dua hingga tiga kali. Jika benar terjadi, hal ini akan memicu rupiah lebih stabil.
“Dengan rupiah kita yang akan lebih stabil ini, mungkin Bank Indonesia (BI) bisa menurunkan (suku bunga) sebanyak dua kali di kuartal IV-2024 ke 5,75 persen,” imbuhnya.
Sebelumnya, BI memutuskan untuk meningkatkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen. Ini sebagai salah satu langkah menjaga rupiah agar tidak melemah signifikan. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - Zurich Topas Life terus memperkuat posisinya di industri asuransi dengan beragam inovasi digital… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More
Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More
Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More