Jakarta — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) berkomitmen memberikan pelayanan perbankan dan pendampingan terhadap Indonesia related company di luar negeri, baik perusahaan di luar negeri yang berbisnis dengan Indonesia, maupun perusahaan Indonesia yang telah atau memiliki rencana berekspansi secara internasional.
Perseroan yakin mampu melakukannya dengan dukungan jaringan Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) di 6 (enam) negara, yakni Singapore, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Inggris
Usaha tersebut berbuah manis dengan pertumbuhan laba sebelum pajak KCLN BNI sebesar 80% dan Fee-Based Income sebesar 34% secara year on year (yoy) pada Semester I-2020.
Di Jakarta, Rabu (15/7/2020), Direktur Tresuri dan Internasional BNI Putrama Wahju Setyawan menyatakan, sebagai gambaran, BNI Kantor Cabang Luar Negeri tergolong konsisten mendukung upaya untuk mendorong perusahaan-perusahaan Indonesia go Internasional dan mendorong pengusaha di negara setempat untuk mengimpor barang-barang dari Indonesia melalui kegiatan business matching dan business forum di negara-negara KCLN berada.
“Kegiatan yang telah diselenggarakan beberapa tahun ini terbukti telah mendorong beberapa nasabah BNI masuk ke pasar global dengan membuka trading arm di negara-negara tersebut untuk mempermudah transaksi perdagangan internasionalnya. Komitmen BNI untuk mendukung perusahaan Indonesia juga ditunjukkan dengan membuat skema khusus bagi debitur di Indonesia yang memiliki anak perusahaan ataupun trading arm di luar negeri,” ujar Putrama.
Sampai dengan saat ini BNI telah memberikan pinjaman kepada sekitar 300 Perusahaan Indonesian Related dengan total pinjaman mencapai USD1,26 miliar.
Nasabah BNI Go Internasional
Putrama juga mengatakan, salah satu perusahaan Indonesia yang berekspansi internasional adalah Sritex melalui group usahanya yang berbasis di Hong Kong, yaitu New Bloom yang bergerak di bisnis tekstil. Sebagai trading arm Sritex, New Bloom melakukan pembelian supply bahan baku dengan dukungan dari BNI Hong Kong, di mana suplai ini akan diteruskan ke grup usaha di Indonesia dan hasil produk akhir akan diekspor ke manca negara.
Sritex juga mengembangkan bisnis sampai ke daratan Eropa dengan dukungan BNI London, di mana Sritex mengakuisisi perusahaan di Jerman untuk memproduksi speciality suit seperti pakaian seragam pemadam kebakaran untuk dijual di pasar Eropa.
Perusahaan Indonesia lain yang telah mengembangkan bisnis dil luar negeri adalah Aastar di Singapore yang bergerak di bisnis komoditas seperti CPO & Pupuk.
BNI Singapore juga memberikan pembiayaan kepada Sorbent Pty Ltd yang merupakan salah satu anak usaha Sinarmas Group, yang bergerak di bidang Industri Tissue di Australia dan banyak mengimpor bahan baku dari Indonesia.
Dengan dukungan KCLN BNI, perusahaan-perusahaan Indonesia dapat mengembangkan bisnisnya di luar negeri dan menjadi perusahaan yang siap untuk bersaing dengan global player lainnya. (*)
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More