Jakarta – Tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI-Rate sepanjang 2024 mengalami ‘pasang surut’. Di tahun ini, suku bunga BI sempat tertahan pada level tertinggi selama 5 bulan, yakni pada April hingga Agustus.
Pergerakan BI-Rate ini dipengaruhi oleh perekonomian domestik maupun global, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pada periode Januari hingga Maret 2024, BI mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen, dengan suku bunga Deposit Facility berada di 5,25 persen, sedangkan Lending Facility di 6,75 persen.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG) pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 6,25 persen.
Adapun kenaikan tersebut diikuti oleh peningkatan suku bunga Deposit Facility menjadi 5,50 persen dan Lending Facility menjadi 7 persen.
BI mempertahankan suku bunga acuannya di level tertinggi, yakni 6,25 persen selama empat bulan beruntun.
Keputusan ini diambil sebagai langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global.
Setelah pada puncak tertingginya, BI-Rate pada September 2024 mulai dipangkas sebesar 25 bps menjadi 6 persen. Hal ini juga seiring dengan penurunan suku bunga Deposit Facility ke 5,25 persen dan Lending Facility ke 6,75 persen.
Di tiga bulan terakhir 2024 atau Oktober hingga Desember, BI mempertahankan suku bunga acuannya di level 6 persen, dengan suku bunga Deposit Facility di 5,25 persen dan Lending Facility di 6,75 persen.
Salah satu alasan BI menahan suku bunga adalah untuk menjaga stabilitas rupiah. Diketahui, baru-baru ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tertekan hingga ke level Rp16.000.
BI memberi sinyal bakal menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate di 2025. Ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kebijakan moneter tahun depan akan tetap seimbang serta mengutamakan stabilitas dan pertumbuhan.
“Arah kebijakan BI tahun 2025 yang tadi kami sampaikan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu, 6 November 2024.
BI pun berkomitmen untuk menjaga inflasi agar sesuai target. Perry menyebut masih ada ruang untuk penurunan suku bunga.
“Dari perkiraan-perkiraan kami, masih terbuka ruang untuk penurunan suku bunga,” jelasnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat, 3… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memastikan biaya langganan platform streaming digital seperti Netflix hingga Spotify tidak… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan pengalihan pengaturan transaksi aset kripto dari Badan Pengawas… Read More
Jakarta – Pendaftaran JKN Mobile untuk pengguna anyar cukup mudah. Ada berbagai keuntungan jika Anda… Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan akan mengembalikan kelebihan pajak jika… Read More
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membidik pertumbuhan Dana Pihak Ketiga… Read More