Jakarta – Tahun 2023 ini bisa dibilang menjadi perjalanan cerah bagi kendaraan listrik. Beragam dukungan pemerintah diberikan agar masyarakat mampu mengadopsi kendaraan listrik.
Puncaknya adalah pemerintah memberlakukan subsidi pembelian motor ataupun mobil listrik di Tanah Air. Pemberian insentif pembelian kendaraan listrik baru diterapkan mulai April 2023 lalu.
Untuk pembelian sepeda motor listrik baru, misalnya, pemerintah memberikan potongan harga Rp7 juta. Sementara untuk mobil listrik insentif diberikan berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 10 persen.
Tak hanya itu, untuk bus listrik juga mendapatkan insentif serupa. Pun demikian untuk konversi sepeda motor konvensional ke listrik mendapatkan subsidi Rp7 juta.
Regulasi tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2023 tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023 (PMK PPN DTP Kendaraan Listrik).
Baca juga: Mobil Listrik Seres E1 Mulai Diproduksi di RI, Harganya Cuma Rp100 jutaan
Jenis mobil listrik yang mendapat insentif harus diproduksi di Indonesia dan sudah memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.
Untuk modelnya sendiri, yang memenuhi syarat TKDN minimal 40 persen sejauh ini ada dua, yaitu Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air ev.
Jika disumulasikan, berkat insentif PPN itu, harga Wuling Air ev kini terpangkas di kisaran Rp21 jutaan untuk varian terendah sedangkan varian tertinggi harganya dipotong Rp26 jutaan. Maka dari itu, untuk harga OTR Jakarta, Wuling Air ev dijual mulai Rp222-273 jutaan.
Sementara untuk sepeda motor motor listrik, ada empat kriteria masyarakat yang bisa mendapatkan subsidi motor listrik, yakni pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR), penerima Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) maupun bantuan subsidi upah dan penerima subsidi listrik 450 hingga 900 VA.
Sayangnya, empat syarat ini, justru membuat peminat sepeda motor listrik sepi. Hingga akhirnya, pemerintah merevisi kriteria penerima bantuan pembelian sepeda motor listrik baru.
Pada akhir Agustus 2023, pemerintah akhirnya menghilangkan empat syarat penerima subsidi pembelian sepeda motor listrik dan menggantikannya dengan aturan 1 NIK untuk 1 unit.
Saat ini, ada sebanyak 51 motor listrik telah terdaftar di Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (SISAPIRa). Motor listrik inilah yang berhak mendapatkan subsidi Rp7 juta.
Motor listrik Honda EM1 e: menjadi model terbaru yang masuk dalam program subsidi Rp7 juta usai memenuhi syarat TKDN minimal 40 persen. Motor listrik ini dijual mulai Rp33 juta dan Rp33,5 juta untuk EM1 e: Plus.
Baca juga: Daftar 38 Model Motor Listrik yang Dapat Insentif Rp7 Juta
Hingga akhir tahun 2023, pemerintah menargetkan pemberian insentif kepada 35.900 unit mobil listrik, 200.000 unit sepeda motor listrik, 138 unit bus listrik dan 50.000 unit kendaraan listrik konversi.
Apabila merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo menunjukkan penjualan kendaraan listrik khususnya mobil berbasis Battery Electric Vehicle (BEV) secara wholesales telah menembus 11.913 unit sepanjang Januari-Oktober 2023. Angka tersebut naik 99,28 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 5.978 unit.
Jika berkaca dari dua tahun sebelumnya, penjualan mobil listrik hanya mencapai 687 unit. Kemudian langsung melonjak signifikan menjadi 10.327 unit pada 2022 dan pada periode Januari – Oktober 2023 telah terjual 11.913 unit mobil listik.
Setali tiga uang, penjualan kendaraan listrik juga terus mengalami tren positif. Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Motor Listrik Indonesia (Aismoli) penjualan motor listrik sampai dengan Oktober 2023 telah mencapai 15 ribu unit.
Lonjakan tersebut memang tak lepas dari insentif yang diberlakukan oleh pemerintah, baik untuk mobil ataupun motor listrik yang telah memenuhi syarat TKDN 40 persen.
Hal ini sejalan dalam memuluskan capaian target pemerintah terkait dengan volume kendaraan listrik. Di mana Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menargetkan, ada 15 juta unit kendaraan listrik yang mengaspal di jalanan Tanah Air. Jumlah tersebut terdiri atas 2 juta mobil listrik dan 12 juta motor listrik.
Baca juga: Himbara Dukung Ekosistem Motor Listrik, Begini Tanggapan Aismoli
Indonesia kini jadi magnet tersendiri bagi produsen mobil listrik. Buktinya, pada Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show atau GIIAS 2023 lalu, Tanah Air diramaikan dengan kehadiran tiga jenama atau merek baru mobil listrik dari Tiongkok. Mereka adalah Great Wall Motor (GWM), Neta dan Maxus.
Neta, misalnya, mereka langsung memperkenalkan tiga produk sekaligus yang akan dipasarkan di Tanah Air. Di antaranya ada Neta S sebagai mobil sports dengan teknologi modern, Neta U sebagai BEV-SUV dengan jarak tempuh baterai yang lebih jauh, serta Neta V sebagai kendaraan modern dengan teknologi kelas atas untuk kaum muda Indonesia.
Merek lainnya yang tak mau kalah adalah GWM. Mereka masuk ke Indonesia dengan menggandeng sejumlah mitra, yakni Inchcape dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (Indomobil) ini hadir di pasar Indonesia dengan memasarkan tiga brand, yakni Haval, Tank, dan Ora.
Rencananya, GWM akan melakukan penjualan model mobil listrinya mulai kuartal pertama tahun 2024. Sebagai tahap awal, mereka memprioritaskan peneterasi ke kota-kota besar di Indonesia.
Kemudian, Maxus akan menambah seru persaingan EV roda empat di Indonesia yang saat ini sudah sengit dengan duel Wuling dan Hyundai.
Wuling dan Hyundai memang dua brand yang gencar memasarkan mobil listrik. Dari Hyundai sendiri, brand asal Korea Selatan ini, telah sukses memasarkan mobil listrik Ioniq 5. Mereka juga baru memperkenalkan mobil listrik terbarunya Ioniq 6 yang dibanderol Rp1,1 miliar.
Sedangkan Wuling baru saja menawarkan produk mobil listrik terbarunya yang disebut BinguoEV. Resmi diperkenalkan pada medio November, Wuling BinguoEV dibanderol dibanderol mulai dari Rp358 juta hingga Rp408 juta. Sebelumnya, pabrikan asal China ini juga telah memasarkan mobil listrik mungil Wuling Air ev.
Baca juga: Gaikindo Beberkan 5 Tantangan Transisi Mobil Listrik di RI, Apa Saja?
Kehadiran pendatang baru juga datang dari kategori sepada motor listrik. Mayoritas pendatang baru sepeda motor listrik ini berasal dari Negeri Tirai Bambu.
Adapun nama-nama merek baru yang hadir menawarkan sepeda motor listrik di sepanjang 2023 antara lain Yadea, Savart, Gova, Electric, Gogoro, Smoot dan banyak lagi. Sementara nama dari pabrikan Dalam negeri juga ada yang tercatat established di tahun 2023, yakni Dhelvic, Smev, Kool EV Motor.
Itulah kilas balik tren kendaraan listrik di Indonesia sepanjang 2023. Menarik untuk dinanti bagaimana pasar kendaraan listrik di tahun depan. (*)
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI) terus berupaya mendorong lonjakan penjualan bisnis kendaraan… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama anggota Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa, data perdagangan saham pada pekan ini,… Read More
Bangkok – Perkembangan layanan pembayaran non tunai alias QR Code di Negeri Gajah Putih begitu… Read More
Jakarta – BNI Asset Management atau BNI AM kembali berkolaborasi dengan Mandiri Sekuritas menyelenggarakan kegiatan… Read More
Bangkok – Presiden Bangkok Bank dan Presiden Komisaris Bank Permata, Chartsiri Sophonpanich mengungkapkan, Indonesia menjadi bagian… Read More