Kalbe Farma Catat Peningkatan Penjualan dan Laba Bersih

Jakarta – PT Kalbe Farma Tbk dan entitas anak (Kalbe) mengumumkan laporan keuangan sembilan bulan pertama tahun 2019. Penjualan bersih tumbuh sebesar 7,3% mencapai Rp16.827 miliar dibandingkan Rp15.678 miliar pada periode yang sama tahun 2018.

“Kinerja Perseroan sembilan bulan pertama tahun 2019 menunjukkan peningkatan pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di tengah kondisi yang menantang, Perseroan mampu membukukan pertumbuhan positif, dengan menerapkan kenaikan harga sebesar 3 – 5% secara selektif pada produk nutrisi,” kata Bernadus Karmin Winata, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Kalbe, Senin, 11 November 2019.

Dengan pencapaian tersebut, Kalbe berhasil catat laba kotor sebesar Rp7.763 miliar, meningkat sebesar 3,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio laba kotor terhadap penjualan mengalami penurunan menjadi 46,1% dari 47,7% pada periode sembilan bulan tahun lalu, terutama disebabkan oleh portfolio produk.

Disisi lain laba sebelum pajak mencapai Rp2.574 miliar, atau setara dengan 15,3% terhadap penjualan bersih. Jumlah tersebut meningkat sebesar 6,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Perseroan akan terus mengelola efektivitas penjualan dan pemasaran, serta memonitor biaya-biaya operasional lainnya, untuk mempertahankan pertumbuhan laba sebelum pajak,” jelasnya.

Disisi lain marjin laba bersih relatif stabil sebesar 11,4% dengan nilai sebesar Rp1.915 miliar, atau bertumbuh sebesar 6,2% dibandingkan Rp1.804 miliar pada periode sembilan bulan tahun lalu.

Pertumbuhan laba bersih terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan dan efisiensi di dalam mengelola biaya operasional.

Dengan mempertimbangkan situasi Rupiah yang cukup stabil serta kondisi kompetisi di pasar, Perseroan masih mempertahankan target pertumbuhan penjualan bersih sebesar 6% – 8% dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih pada kisaran yang sama.

Target marjin laba sebelum pajak ditetapkan stabil pada tingkat 14,5% – 15,5%. Perseroan juga mempersiapkan anggaran belanja modal sebesar Rp1,5 – 2,0 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi & distribusi, transformasi digital dan produk biologi.

“Sementara Rasio pembagian dividen ditingkatkan pada kisaran 45% – 55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal,” tutupnya. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Prabowo Bertemu PM Modi, Bahas Impor Beras dan Pendidikan Kesehatan

Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra… Read More

16 mins ago

Gandeng TheFoodhall, Bank QNB Indonesia Berikan Penawaran Menarik bagi Nasabah

Jakarta - Bank QNB Indonesia, anak perusahaan dari QNB Group, mengumumkan kemitraan strategis dengan supermarket premium, TheFoodhall,… Read More

1 hour ago

Rupiah Diprediksi Menguat di Kisaran Rp15.800 per Dolar AS

Jakarta - Rupiah diprediksi akan mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini,… Read More

2 hours ago

Reksa Dana PNM Indeks Infobank15: Solusi Investasi di Tengah Momentum Penurunan Suku Bunga

Jakarta - Sektor perbankan Indonesia terus menunjukkan performa yang gemilang, didukung oleh fundamental yang kuat,… Read More

2 hours ago

Harga Emas Antam Meroket Rp15.000, Sekarang Segini per Gramnya

Jakarta - Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)… Read More

2 hours ago

IHSG Dibuka Naik 0,18 Persen ke Level 7.146

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini, Selasa, 19 November 2024, pukul 9:00 WIB, Indeks… Read More

2 hours ago