Categories: Ekonomi dan Bisnis

Kadin Dorong Konsumsi Bandwith 1GB/Bulan/Kapita

Jakarta–Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tengah mendorong pengembangan sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan mendorong program penyediaan bandwith untuk rakyat dengan target hingga 1 GB per bulan per kapita. Selain itu, Kadin juga mengusulkan dibentuknya lembaga National Chief Information Officer (NCIO).

Wakil Ketua Komite Tetap Infrastruktur dan Jasa Telekomunikasi Kadin, Sarwoto Atmosutarno mengatakan, saat ini tingkat konsumsi bandwith rakyat Indonesia baru 180 MG per bulan per kapita. Hal tersebut masih jauh dari harapan untuk mewujudkan ekonomi digital di Indonesia karena saat ini akses internet sudah menjadi kebutuhan.

“TIK ini sudah menjadi kebutuhan dasar, tanpa adanya bandwith yang bisa menjangkau masyarakat, tentu rakyat akan kesulitan untuk menjadi lebih produktif dan efisien,” ungkap Sarwoto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 5 November 2015.

Ke depan, lanjut dia, konsumsi bandwith dengan adanya seluler smartphone akan mengarah pada kebutuhan kecepatan akses data. Sehingga pihaknya menghimbau agar semua stakeholder bisa memperhatikan pada pengembangan ketersediaan bandwith dan kecepatan akses.

“Kita harus perhatikan berapa akses dan bps 3G yang harus dikembangkan, berapa LTE yang harus diekspansi karena nantinya rakyat akan memakai mobilitas itu,” ungkap Sarwoto.

Menurutnya, jika terminal smartphone bisa murah, maka migrasi dari 3G ke LTE dengan dukungan pemerintah pun akan lebih mudah. Sehingga kecepatan yang bisa dicapai oleh rakyat juga bisa lebih cepat dan bandwith yang dipakai oleh rakyat juga bisa meningkat.

Selain Bandwith, untuk pengembangan ekonomi digital, Kadin mengusulkan agar segera dibentuk NCIO. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang TIK dan Penyiaran, Didie Suwondho menjelaskan, nantinya NCIO ini bertugas untuk mengkoordinasikan seluruh aspek TIK, mencakup pemilihan-pemilihan teknologi yang tepat, pemilihan sistem hingga kebijakan penggunaan agar bisa lebih efisien.

“Tiap-tiap Kementerian diharapkan dengan adanya koordinasi yang lebih baik, efisiennya meningkat, biaya dari pengadaan biaya dari pengadaan perangkat TIK software dan hardware bisa lebih murah. Dengan demikian kerja sama dan koordinasi antar pihak menjadi lebih baik,” kata Didie.

Menurutnya NCIO berbeda dengan Badan Cyber Nasional (BCN). NCIO, lanjut dia, berfungsi untuk mengkoordinasikan implementasi TIK di lintas sektoral sementara BCN ranahnya berkaitan dengan pertahanan nasional, keselamatan masyarakat dan ancaman perekonomian.

“Koordinasi implementasi TIK di masing-masing instansi pemerintahan itu tugasnya NCIO,” pungkas Didie. (*) Ria Martati

Paulus Yoga

Recent Posts

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

12 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

18 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

19 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

20 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

21 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago