Categories: Ekonomi dan Bisnis

Kadin Ajak Pulihkan Kepercayaan Investor

Jakarta–Ancaman dan risiko global bagi perekonomian nasional tidak terlepas dari penyesuaian ekonomi dan sistem keuangan China, gejolak pasar keuangan dunia, disusul dengan aksi teror yang terjadi akhir-akhir ini. Hal tersebut dinilai memiliki potensi dampak terhadap Indonesia. Oleh karena itu Kadin mengajak untuk kembali memulihkan kepercayaan investor.

“Kita harus menumbuhkan kembali kepercayaan investor, terus menggerakkan ekonomi Indonesia dan yang paling penting adalah menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P. Roeslani dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat 15 Januari 2015.

Menurutnya, dalam kondisi pelemahan ekonomi dunia dan turunnya volume perdagangan karena harga komoditas nasional ikut melemah dapat mempersulit penciptaan lapangan pekerjaan. Padahal, kata Rosan, masa depan ekonomi Indonesia sangat ditentukan oleh pengembangan industri. Semua negara maju dipengaruhi oleh peran industri dalam mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

Di sisi lain, menurut Rosan, beberapa tahun tahun terakhir Indonesia tengah mengalami deindustrialisasi yang disebabkan salah satunya oleh tingginya biaya logistik yang terkait dengan minimnya infrastruktur.

“Biaya logistik di Indonesia mencapai 30% dari total produk. Selain itu, industri tidak dibangun secara terintegrasi dalam satu kawasan, hulu hingga hilir juga jauh dengan pelabuhan,” ungkap Rosan.

Menurutnya, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia umumnya belum terintegrasi. ‎Meski ada badan otorita, kewenangan pemerintah masih terbesar. Banyak urusan administrasi yang berbeda-beda berada di pihak lain. Dia mencontohkan, urusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) masih harus ditangani pemerintah daerah, dan pajak masih dipungut Kementerian Keuangan. “Mestinya semua izin dan pungutan itu diserahkan ke otoritas,” Kata Rosan.

Dia melanjutkan, pengembangan industri di Indonesia bisa difokuskan pada sejumlah bidang, yakni industri yang berhubungan dengan kemaritiman, energi, agribisnis, dan pariwisata jika melihat dari material yang tersedia di Indonesia. Meski demikian, hal itu tanpa mengecilkan pengembangan industri penunjang lainnya.

Rosan menambahkan, Indonesia juga berpotensi besar untuk mengembangkan industri manufaktur yang ditopang industri baja dan besi yang diharapkan bisa tumbuh pula untuk realisasi pengembangan infrastruktur dan mendukung momentum pembangunan industri-industri lainnya. (*) Ria Martati

Paulus Yoga

Recent Posts

OJK Tuntaskan Penyidikan Dugaan Tindak Pidana Kredit Fiktif di Bank Kaltimtara

Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More

20 mins ago

Rapor Bursa Sepekan: IHSG Naik 1,46 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp15.844 Triliun

Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More

55 mins ago

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

14 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

15 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

18 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

19 hours ago