News Update

Kabar Like And Dislike, Suprajarto Akan Digeser ke BTN?

Jakarta – RUPSLB BTN yang digelar hari ini dikabarkan hanya akan mengisi pos Direktur Keuangan yang saat ini dirangkap oleh Nixon LP Napitupulu. Kendati demikian, semua keputusan tersebut bergantung dengan usulan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham serta Kementerian BUMN dan akan terjawab pada siang nanti. Apakah Maryono akan bertahan sebagai direktur utama BTN?

Kabar terakhir yang diterima Infobank, Kementerian BUMN akan menempatkan Suprajarto di kursi BTN1. Jika ini benar, maka Suprajarto yang sudah dua tahun memimpin BRI akan “turun kelas” ke bank yang lebih kecil.

Menurut data Biro Riset Infobank, BRI adalah bank terbesar di Indonesia dengan aset per Juni 2019 mencapai Rp1.288 triliun, sedangkan BTN berada di urutan kelima asetnya hanya seperempatnya dari BRI atau Rp312 triliun.

Sebelumnya, ada kabar mengenai Menteri BUMN Rini Soemarno yang tidak menyukai Suprajarto. Rini ingin menggeser Suprajarto dari kursi BRI1 dan sudah mengajukan nama-nama penggantinya diantaranya Sunarso ke presiden Joko Widodo.

Jika akhirnya Rini menggeser Suprajarto ke bank yang lebih kecil, maka bisa jadi dugaan adanya faktor like and dislike di balik perombakan direksi BUMN benar adanya.
Said Didu yang pernah menjabat Sekretaris Menteri BUMN memberi warning agar jangan sampai motif like and dislike dalam merestrukturisasi manajemen di BUMN.

“Jangan sampai karena faktor like and dislike kemudian direksi diganti. Kembalikan BUMN ini sebagai milik negara, bukan milik Ibu Rini,” ujar Said Didu, mantan Sekretaris Menteri BUMN pada acara talkshow yang digelar TVone (28/8).

Sebelumnya, Bhima Yudistira, ekonom Indef, kepada infobanknews.com juga menduga adanya motif like and dislike di balik motif pergantian direksi bank BUMN.

“Mungkin saja ada faktor like and dislike. Karena bank-bank pelat merah sedang tumbuh dan sehat. Apalagi BRI yang tahun ini menjadi penyumbang deviden terbesar bagi negara. Kalau dalam praktek manajemen korporasi, kalau yang direksinya diganti ya yang kinerjanya bermasalah, seperti Garuda Indonesia, Pos Indonesia, atau yang sudah merugi bertahun-tahun,” tandas Bhima kepada infobanknews.com (27/8).

Kementerian BUMN sudah membantah ada faktor like and dislike. “Tidak ada like and dislike. Yang diutamakan oleh Ibu menteri adalah kerja profesional, tidak neko-neko,tanpa conflict of interest, dan harus paham ada peran BUMN sebagai agen pembangunan,” ujar Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN, kepada infobanknews.com melalui pesan instan (26/8). (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Evelyn Halim, Dirut SG Finance, Raih Penghargaan Top CEO 2024

Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More

3 hours ago

Bos Sompo Insurance Ungkap Tantangan Industri Asuransi Sepanjang 2024

Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More

3 hours ago

BSI: Keuangan Syariah Nasional Berpotensi Tembus Rp3.430 Triliun di 2025

Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More

4 hours ago

Begini Respons Sompo Insurance soal Program Asuransi Wajib TPL

Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More

5 hours ago

BCA Salurkan Kredit Sindikasi ke Jasa Marga, Dukung Pembangunan Jalan Tol Akses Patimban

Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More

5 hours ago

Genap Berusia 27 Tahun, Ini Sederet Pencapaian KSEI di Pasar Modal 2024

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More

6 hours ago