Booth OCBC NISP; Tawarkan produk bank. (Foto: Budi Urtadi)
Jakarta–PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP) terus mendorong dana murah dari produk giro dan tabungan (CASA).
Per akhir September 2015, posisi CASA yang berhasil dikumpulkan perseroan mencapai 39,3% dari total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp91,2 triliun. Porsi CASA meningkat dari 30,5% pada periode sama tahun lalu.
“CASA kita naik dari 30% ke 39%. Ini hasil dari kita lebih fokus kepada nasabah dalam rangka memberikan customer solution,” tutur National Network Head OCBC NISP, Heriwan Gazali di Jakarta, Rabu, 11 November 2015.
Ia menjelaskan, bahwa kenaikan CASA dan pendanaan (DPK) OCBC NISP tidak melulu dilakukan dengan pendekatan pricing atau menawarkan bunga. Namun, dengan mencoba memberikan solusi layanan kepada para nasabah.
“Kita kembangkan nasabah bisa buka rekening secara online. Sales dilengkapi perangkat, bagaimana kita lebih memudahkan nasabah. Pertama buka memang ke bank, setelah itu bisa online. Datang pertama (hanya) untuk verifikasi dokumen,” papar Heriwan.
Salah satu produk andalan OCBC NISP, lanjutnya, adalah Tabungan Tanda Valas yang bisa membantu transaksi 12 mata uang asing dalam satu rekening.
Sementara dari sisi program, kata Heriwan, pihaknya juga getol menggelar program berkala untuk mendorong transaksi e-banking OCBC NISP. “Program ada Price n Win, dengan program ini transaksi naik 300% year on year (Setahunan) dari e-channel. Sekarang 4,5 juta transaksi. Setiap transaksi dapat poin,” tandasnya. (*) Paulus Yoga
Poin Penting IHSG sesi I menguat 0,87 persen ke level 8.612,47 dengan nilai transaksi mencapai… Read More
Poin Penting Rupiah dibuka melemah 0,16 persen ke level Rp16.772 per dolar AS pada awal… Read More
Poin Penting Harga emas Antam turun Rp9.000 ke Rp2.596.000 per gram. Buyback ikut melemah ke… Read More
Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,35 persen ke level 8.568 pada perdagangan awal pekan terakhir… Read More
Poin Penting IHSG rawan koreksi dan berpotensi turun ke area 8.464-8.493. Tekanan jual masih dominan,… Read More
Oleh Anna Sardiana, Akademisi - Dosen Indonesia Banking School Jakarta DALAM satu dekade terakhir, keuangan… Read More