Manajmen MTF; Siapkan strategi. (Foto: Budi Urtadi)
Purwakarta–PT Mandiri Tunas Finance (MTF) optimis target laba bersih 2016 yang sebesar Rp333 miliar bisa terlewati. Ini berkaca pada realisasi laba di 2015 yang melebih target yang ditetapkan, yakni dari rencana semula Rp295 miliar, namun terealisasi Rp306 miliar.
Direktur Keuangan MTF, Ade Cahyo Nugroho menambahkan, perolehan laba yang tumbuh 30% di 2015 sejalan dengan pencadangan yang masih bisa mencover NPL hingga 200%.
“Jadi daya tahan kita dua kali lipat. Laba tumbuh, provisi tetap bagus. Sebenarnya ini juga adalah strategi kita menekan NIM yang saat ini sudah tipis yakni 3,5%. Jadi walau margin tipis, tetapi risiko terkendali,” jelas Ade Cahyo di Purwakarta, akhir pekan lalu.
Dia menjelaskan, strategi pertama MTF untuk menjaga laba meskipun NIM tipis adalah fokus ke kualitas kredit. Sehingga MTF hanya bermain di pangsa mobil baru yang dianggap merupakan segmen yang sehat. Tahun lalu MTF mencatat rasio permbiayaan bermasalah 1,2% gross atau 0,69% nett.
“Jadi kalau kitamain ke segmen sehat pertumbuhan lebih sustain, kalu main used car dan motorcycle,meskipun marjinnya besar, motor saja bisa sampai 30%, tapi di saat ini bisa kita lihat hasilnya,”tambahnya.
Strategi kedua adalah sumber dana murah.mUntungnya, MTF mendapat sokongan sumber pembiayaan yang kuat dari Bank Mandiri selaku induk usaha, sehingga mengurangi beban cost of fund.
“Strateginya kita fokus kualitas kredit. Hindari cost of kredit tinggi. Jadi struktur pendanaan harus kuat. Kita dapat support cost of fund dari Bank Mandiri. Memang kalau masuk persaingaan, ya bermain di bunga. Tetapi kita berharap bunga bank bisa turun, sehingga kita juga bisa terus pangkas bunga. Suku bunga kita kalau secara annual hanya 9%. Kalau multifinance lain masih double digit,” kata Ade Cahyo. (*) Ria Martati
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More