Moneter dan Fiskal

Jurus Jitu BI Jaga Ketahanan Ekonomi RI dan Nilai Tukar Rupiah

Jakarta – Bank Indonesia (BI) terus memperkuat respon bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi ditengah peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, meningkatnya risiko global lantaran penundaan penurunan suku bunga dan ketegangan geopilitik di Timur Tengah.

Oleh karena itu, Perry mengatakan BI terus memperkuat bauran kebijakan untuk memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global.

Baca juga : Rupiah Melemah, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht dan Ringgit

Khususnya, dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, mencegah portfolio outflow maupun menjaga likuiditas dalam negeri dalam rangka menjaga stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan mendukung kebijakan fiskal.

“Untuk itu, kebijakan moneter terus difokuskan pada menjaga stabilitas atau pro stability. Sementara kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, dan juga program ekonomi inklusif dan hijau terus diarahkan untuk menjaga dan mendorong momentum pertumbuhan atau pro growth,” katanya, alam keterangan pers terkait hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II 2024, Jumat (3/5/2024).

Lanjutnya, sejalan dengan arah bauran kebijakan moneter, BI telah menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25 bps pada rapat dewan gubernur yang digelar pada 23-24 April 2024.

Baca juga : Deputi Gubernur BI Ungkap Biang Kerok Harga Beras Melonjak

Demikian juga, suku bunga deposit facility naik 25 bps menjadi 5,5 persen dan lending facility naik 25 bps menjadi 7 persen.

Menurutnya, kenaikan suku bunga kebijakan ini untuk perkuat stabilitas nilai tukar dari dampak memburuknya risiko global serta sebagai langkah preemptif dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5% plus minus 1% pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro stability.

“BI juga terus memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dalam memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global tersebut,” pungkasnya.

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

5 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

6 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

7 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

8 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

8 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

9 hours ago