Jakarta – Bank DBS terus berkomitmen mendorong tercapainya Net Zero Emision (NZE) pada 2050. Sejumlah upaya dan strategi pun telah diterapkan. Salah satunya dengan menentapkan target dekarbonisasi di sejumlah sektor.
Dikatakan Chief Executive Officer Bank DBS Piyush Gupta mengatakan bahwa komitmen Bank DBS terhadap NZE 2050 adalah langkah proaktif perusahaan dalam menjawab kebutuhan nasabah dan masyarakat.
“Target dekarbonisasi akan berperan sebagai panduan untuk pembiayaan kami ke emisi nol bersih melalui perubahan yang terukur,” ujar Piyush Gupta, dikutip 17 Februari 2023.
Sementara, Director of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie menambahkan untuk mencapai target emisi nol bersih membutuhkan usaha kolektif, baik dari pihak pemerintah, swasta, hingga masyarakat. Bank DBS pun berusaha mengajak semua pihak berkolaborasi dalam mewujudkannya.
“Bank DBS berkomitmen untuk mencapai target emisi nol bersih dengan mengajak, memberikan stimulasi, dan membantu nasabah korporasi dalam melakukan percepatan transisi ekonomi hijau,” ujar Kunardy.
Bank DBS telah menetapkan target dekarbonisasi yang berfokus pada sembilan sektor vital. Di antaranya minyak dan gas (migas), otomotif, aviasi, ekspedisi, baja, dan real estate. Sedangkan untuk sasaran cakupan data meliputi pangan, agribisnis, dan bahan kimia.
Kesembilan sektor dekarbonisasi tersebut menjadi sasaran Bank DBS dan sejauh ini merupakan deretan institusi yang menghasilkan emisi terbesar dari portofolio Bank DBS.
Salah satu sektor yang mendapatkan sorotan adalah sektor migas. Pasalnya, sektor ini tengah dituntut untuk menghasilkan energi yang lebih bersih. Oleh sebab itu, Bank DBS menargetkan pengurangan emisi absolut dari pendanaan di sektor migas sebesar 28% di 2030 mendatang.
Bank DBS juga memahami aspirasi nasabah yang memperhatikan isu lingkungan. Kini, nasabah tidak perlu lagi khawatir karena sejak April 2019, Bank DBS tidak lagi menyalurkan kredit untuk batu bara.
Kebijakan ini dilakukan secara bertahap oleh Bank DBS dan berjalan beriringan dengan strategi untuk meningkatkan dukungan anggaran terhadap sektor energi terbarukan, yakni sebesar S$5,9 miliar pada 2021 dari S$4,2 miliar pada 2020.
Dari segi internal, Bank DBS berusaha untuk mencapai operasional emisi nol bersih di seluruh bank pada akhir 2022.
Hal ini berkaitan dengan komitmen pada akhir 2021 lalu, di mana seluruh pemasok baru Bank DBS telah menandatangani komitmennya terhadap DBS sustainability sourcing principles.
Selain itu, Bank DBS menetapkan target dekarbonisasi yang mencakup kegiatan pasar modal. Secara keseluruhan, terdapat S$686 miliar aset bank yang diikutkan per Desember dan pinjaman pelanggan sebesar S$409 miliar.
Adapun, portofolio keuangan berkelanjutan Bank DBS sejauh ini juga telah mencapai S$52,7 miliar per 30 Juni 2022, melampaui target S$50 miliar jauh sebelum 2024.
Untuk Indonesia, Bank DBS mengakui adanya peluang untuk bisa berkembang dan membangun ekonomi hijau di kawasan Asia.
Selama 2022, Bank DBS Indonesia telah mencatatkan lebih dari Rp1 triliun kerja sama pendanaan proyek berbasis environmental, social, and governance (ESG).
Di antaranya ada PT Jaya Bumi Paser dengan financing senilai USD27,5 juta untuk membiayai pengembangan sumber energi terbarukan berbasis biomassa dan PT Multidaya Teknologi Nusantara (eFishery) untuk pendanaan modal kerja dengan limit mencapai Rp500 miliar. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (6/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More