Perbankan

Jurus BNI Jaga Kinerja di Tengah Pelemahan Rupiah Imbas Tarif Trump

Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI akan menjaga kinerja positif perusahaan dengan meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran kredit berdenominasi valuta asing (valas), di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, perseroan telah dan akan terus menerapkan langkah-langkah mitigasi risiko secara ketat untuk meredam dampak negatif dinamika ekonomi global.

“BNI secara berkala terus menerapkan manajemen risiko yang ketat, salah satunya dengan melakukan stress test terhadap kondisi makro ekonomi termasuk pergerakan nilai tukar guna mengantisipasi agar tidak berdampak terhadap kualitas aset,” kata Okki dikutip 10 April 2025.

Baca juga: Putrama Wahju Setyawan Gantikan Royke Tumilaar Jadi Dirut BNI, Alexandra Askandar Wadirut

Di tengah fluktuasi nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini, BNI lebih berhati-hati menyalurkan kredit valas di mana kredit yang diberikan lebih ditujukan kepada debitur yang memiliki natural hedge dalam bisnis model mereka.

Terkait kondisi likuiditas valas, Okki menegaskan bahwa likuiditas dalam mata uang dolar AS masih berada pada level yang sangat memadai.

“BNI menjaga kecukupan likuiditas di atas rasio yang ditetapkan oleh regulator,” ungkap dia.

Saat ini, rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) valas BNI masing-masing tercatat sebesar 151,72 persen dan 135,13 persen, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan regulator. Loan to deposit ratio (LDR) juga tetap berada dalam koridor yang ditetapkan oleh manajemen.

Selain itu, BNI memiliki posisi alat likuid dalam bentuk dolar AS yang mencukupi dan dijaga pada level lebih tinggi dari risk appetite internal bank.

Baca juga: Tarif Trump Ganggu Likuiditas Valas Perbankan? DBS Indonesia Buka Suara

Dengan pengelolaan risiko yang disiplin serta posisi likuiditas yang kuat, BNI optimistis dapat menjaga stabilitas kinerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional di tengah kondisi pasar global yang penuh tantangan.

“Hal ini mencerminkan kesiapan BNI dalam menghadapi potensi tekanan likuiditas yang mungkin timbul akibat dinamika nilai tukar global,” pungkas Okki. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

50 mins ago

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

15 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

15 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

16 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

17 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

18 hours ago