Perbankan

Jurus Bank Jago Tekan Credit to Income Ratio

Poin Penting

  • Rasio biaya terhadap pendapatan (CIR) turun signifikan dari 74 persen menjadi 59 persen, mencerminkan peningkatan efisiensi operasional yang kuat.
  • Bank Jago mencatat laba bersih Rp199 miliar pada kuartal III 2025, naik 132 persen dibandingkan Rp86 miliar tahun sebelumnya.
  • Aset tumbuh 28 persen menjadi Rp34,5 triliun, kredit naik 36 persen menjadi Rp23,5 triliun, dan DPK meningkat 41 persen menjadi Rp23,9 triliun.

Jakarta – PT Bank Jago Tbk menunjukan kinerja solid kuartal III 2025 dengan peningkatan efisiensi operasional yang signifikan. Hal ini tercermin dari penurunan rasio biaya ke pendapatan (cost to income ratio/CIR) dari 74 persen menjadi 59 persen.

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan, pihaknya menjaga pertumbuhan bisnis dengan mengelola efektivitas biaya operasional.

“Indikatornya adalah CIR yang membaik dari sekitar 74 persen menjadi 59 persen. Makin rendah artinya operasi makin efisien. Saya percaya ke depan akan turun terus,” kata Arief dikutip Senin, 3 November 2025.

Diketahui, pada kuartal III 2025, laba bersih Bank Jago melonjak 132 persen menjadi Rp199 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp86 miliar. 

Arief menuturkan, pertumbuhan bisnis tersebut tidak dicapai dengan melakukan ekspansi besar-besaran, namun dengan efisiensi dan penerapan strategi prioritas yang lebih tajam.

“Kami percaya pertumbuhan bisnis harus diiringi peningkatan kompetensi dan produktivitas,” ujarnya.

Baca juga: Bank Jakarta Kantongi Laba Rp520,81 Miliar di Kuartal III 2025, Tumbuh 1,46 Persen

Maksimalkan Teknologi AI

Sejalan dengan itu, Bank Jago juga memaksimalkan pemanfaatan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI) dalam memperkuat sistem operasional dan mendukung kinerja karyawan.

“Tim HR dan bisnis kami memastikan kapasitas SDM meningkat tiap tahun agar bisa tersampaikan hasil lebih baik,” jelas Arief.

Berdasarkan data pihaknya, hingga kini nasabah aktif Bank Jago mencapai sekitar 19 juta, dengan volume transaksi menggunakan kode respon cepat (QRIS) tumbuh tiga hingga empat kali lipat dibandingkan tahun lalu. Data tersebut menandakan intensitas penggunaan aplikasi Jago yang meningkat di kalangan nasabah.

“Volume transaksi QRIS meningkat 3–4 kali lipat dibanding tahun lalu, jauh lebih cepat dari pertumbuhan jumlah nasabah. Artinya, nasabah semakin engaged dan menjadikan Jago bagian dari aktivitas keuangan harian mereka,” bebernya.

Dari sisi kualitas aset, Arief mengatakan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) Bank Jago tercatat menjadi salah satu yang terendah di industri perbankan, yakni 0,4 persen.

“Peningkatan bisnis terjadi karena kami mampu menumbuhkan bisnis dengan sehat sekaligus menjaga kualitas kredit. Rasio NPL kami saat ini hanya sekitar 0,4 persen,” ujar dia.

Baca juga: Bank Danamon Catat Laba Bersih Tumbuh Double Digit Jadi Rp2,8 T di Q3 2025

Menurut Arief, efisiensi operasional akan terus berjalan diiringi dengan kolaborasi strategis dan pengembangan produk yang berfokus pada nilai tambah.

Ke depan, katanya, Bank Jago menyiapkan sejumlah inisiatif baru, di antaranya Jago Dana Siaga, yang merupakan produk pinjaman untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang tak terduga dari nasabah.

“Kolaborasi bukan hanya untuk memperluas bisnis, tapi juga memberi nilai tambah bagi nasabah dari sisi ekosistem partner. Melalui sinergi yang lebih dalam, kami bisa menciptakan produk yang unik dan relevan,” ujar dia.

Aset Bank Jago

Sementara total aset Bank Jago tercatat tumbuh 28 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2025 menjadi Rp34,5 triliun dari posisi September 2024 sebesar Rp26,8 triliun.

Pertumbuhan aset itu didorong penyaluran kredit sebesar Rp23,5 triliun hingga akhir September 2025, atau tumbuh 36 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp17,3 triliun.

Sedangkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp23,9 triliun hingga akhir September 2025 atau naik 41 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp17 triliun. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

44 mins ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

50 mins ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

2 hours ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

3 hours ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

4 hours ago