Jurus Bank Jago Dorong Perempuan Bicara Keuangan pada Peringatan Hari Ibu

Jurus Bank Jago Dorong Perempuan Bicara Keuangan pada Peringatan Hari Ibu

Poin Penting

  • Hari Ibu jadi momen perempuan bicara soal keuangan dan investasi.
  • Strategi alokasi dana meliputi kebutuhan, keinginan, investasi, dan dana darurat.
  • Fitur Kantong di Aplikasi Jago memudahkan pengelolaan dan pemantauan keuangan.

Jakarta – Hari Ibu menjadi momen tepat untuk menyoroti peran perempuan dalam mengelola keuangan keluarga dan merencanakan masa depan.

Meski begitu, banyak perempuan masih merasa canggung membicarakan uang karena dianggap sensitif.

Padahal, kesehatan finansial lebih dari sekadar nominal, melainkan tentang rasa aman, keterbukaan, dan memastikan setiap alokasi memiliki tujuan jelas.

Bahasan itu muncul dalam talk show ‘Pockets of Her Voice’, kolaborasi PT Bank Jago Tbk dan podcast Pancatera.

Acara menghadirkan empat perempuan inspiratif, yakni Caroline Soerachmat, Karina Basrewan, Karina Soerjanatamihardja, dan Marissa Anita, yang membagikan pengalaman membangun rasa aman finansial, memisahkan kebutuhan, keinginan, dan investasi, serta menjaga komunikasi terbuka dalam hubungan pribadi dan keluarga.

“Buat saya, membicarakan uang memang sulit karena dulu saya tumbuh dengan rasa tidak aman soal uang. Tapi dua tahun terakhir, saya belajar membuka diri dan ternyata ngobrol soal uang justru membantu menyembuhkan hubungan saya dengan finansial, sekaligus membentuk kebiasaan baru yang lebih sehat,” ujar Karina Soerjanatamihardja yang biasa disapa Kai.

Baca juga: 2026 di Depan Mata, Ini Strategi Mengatur Keuangan di Tengah Risiko Ekonomi

Pada kesempatan yang sama, Karina Basrewan menekankan pentingnya rasa nyaman dengan posisi keuangan sendiri.

“Misalnya saat diajak jalan-jalan atau makan di restoran mahal, kalau saya tidak mampu secara finansial, saya akan bilang saja. Penting untuk nyaman menyatakan batasan keuangan sendiri tanpa merasa bersalah atau takut ditolak orang lain,” tegas Karina.

Keempatnya juga membagikan strategi alokasi anggaran berbeda sesuai kebutuhan dan prioritas. Marissa Anita memilih pendekatan konservatif, yaitu 20–30 persen untuk kebutuhan rutin, 10 persen untuk keinginan, dan 60 persen untuk investasi jangka panjang, seperti membeli rumah.

Kai menyeimbangkan antara tanggung jawab keluarga dan kesejahteraan pribadi, dengan 40 persen untuk kebutuhan anak, 20 persen tabungan pribadi, dan sisanya untuk self-happiness.

Secara umum, keempat pembicara sepakat pentingnya dana darurat minimal enam bulan pengeluaran dan alokasi untuk kebahagiaan diri, terutama bagi perempuan yang cenderung memprioritaskan orang lain.

Pandangan Peserta dan Praktik Finansial Sehari-hari

Peserta talk show juga berbagi pandangan. Erika menyadari kedamaian finansial bukan berasal dari jumlah uang, tapi pemahaman bahwa uang akan datang asalkan hidup dijalani dengan prinsip benar.

Ia mengalokasikan 2,5 persen untuk zakat, 10 persen hadiah pendapatan, dan tabungan yang tidak dapat disentuh.

Baca juga: Bank Jago Perkenalkan Konsep Inovasi Navigasi Kesehatan Berbasis AI

Pada kesempatan tersebut mereka juga bicara tentang fitur Kantong di Aplikasi Jago yang menjadi solusi perbankan digital yang memudahkan pengguna membagi dana sesuai dengan tujuan dan cara penggunaannya, mulai dari kebutuhan anak, dana darurat, investasi, hingga untuk orang tua.

Apalagi pengguna Aplikasi Jago bisa membuat hingga 60 Kantong berbeda, sehingga setiap pengeluaran dan tujuan finansial tertata rapi karena dilengkapi fitur Analisis Pengeluaran otomatis yang membantu melacak transaksi, menjaga alokasi dana tetap terkontrol tanpa repot mencatat manual.

Acara ditutup dengan dengan sesi tanya jawab interaktif antara pembicara dan peserta. Banyak peserta mulai mencoba strategi alokasi dana pribadi dan menggunakan fitur digital untuk memudahkan pengelolaan keuangan sehari-hari. Forum ini menunjukkan meningkatnya kesadaran perempuan untuk terbuka soal uang dan saling berbagi pengalaman finansial. (*)

Related Posts

News Update

Netizen +62