Categories: Analisis

Juni 2015, BSM Raih Laba Rp183 Miliar

Melambatnya kinerja BSM tahun lalu telah membuat predikatnya dalam rating Bank Umum Syariah 2013-2014 versi Infobank menurun.  Tahun ini, laba kembali terkoreksi, namun tak sebesar tahun sebelumnya.  Apriyani Kurniasih.

Jakarta--Kinerja Bank Syariah Mandiri (BSM) hingga pertengahan tahun ini tak sebaik induk usahanya, PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri). Hingga Juni 2015, laba BSM mencatatkan pertumbuhan negatif 9,93% dari Rp204,15 miliar pada Juni 2014 menjadi Rp183,88 miliar.

Tak hanya labanya yang menurun, perlambatan ekonomi yang membuat iklim usaha kurang kondusif membuat kredit bermasalah bank ini melonjak. Hingga Juni 2015, Non Performing Financing gross (NPF) BSM mencapai 6,67%, naik dibandingkan dengan posisi yang sama 2014 yang sebesar 6,46%. Angka ini berada diatas ketentuan regulator di level 5%.

Melambatnya kinerja BSM telah dirasakan sejak tahun lalu. Berdasarkan data Biro Riset Infobank pembiayaan yang disalurkan BSM mengalami penurunan sebesar 2,64%. NPF BSM kembali melonjak hingga mencapai 6,84%. Labanya pun tumbuh negatif 88,98%. Namun, tak semua indikator kinerjanya menurun. Dana Pihak Ketiga yang dihimpunnya masih tumbuh positif sebesar 6,30%. Asetnya pada 2014 juga tumbuh sebesar 4,65%. Atas kinerjanya yang melambat tersebut predikat BSM dalam Rating Bank Umum Syariah 2013-2014 versi Infobank turun dari posisi sebelumnya yang Sangat Bagus menjadi Cukup Bagus.

Untuk mendorong kinerja anak usahanya ini Bank Mandiri berencana menyuntikkan dana segar sebesar Rp500 miliar tahun ini. Hingga Juni 2015, posisi modal disetor BSM mencapai Rp2,5 triliun. Sementara total ekuitasnya mencapai Rp5,07 triliun. Jika BSM jadi merealisasikan rencannya, maka diperkirakan, modal disetornya tahun ini akan menjadi Rp3 triliun.

Budi G. Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, langkah ini dilakukan untuk memperkuat permodalan BSM. Disamping itu juga, untuk memenuhi ketentuan baru basel III yang akan diterapkan OJK pada 2019 mendatang. “Kedepan, berdasarkan peraturan basel III, CAR itu harus 13%” imbuh Budi.

Pada Juni 2015, Capital Adequacy ratio (CAR) BSM tercatat mencapai 11,97%. CAR BSM mengalami penurunan jika dibandingkan dengan posisi Juni 2014 yang mencapai 14,86%. Aset bank yang kini dipimpin oleh Agus Sudiarto ini per Juni 2015 mencapai Rp66,95 triliun.

Apriyani

Recent Posts

Stasiun Whoosh Karawang Dibuka 24 Desember, Perjalanan Jakarta-Karawang Hanya 15 Menit

Jakarta - Stasiun Whoosh Karawang akan resmi melayani penumpang mulai 24 Desember 2024. Pembukaan ini… Read More

6 mins ago

Pemerintah Targetkan Revisi Aturan DHE SDA Terbit pada Januari 2025

Jakarta – Pemerintah tengah mempersiapkan aturan mengenai revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA)… Read More

4 hours ago

Ekspansi Bisnis, J Trust Bank Tambah Kantor Cabang Baru di Bali

Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) terus melakukan ekspansi bisnis dengan memperluas… Read More

4 hours ago

BI Uji Coba Penerapan QRIS Tap Berbasis NFC untuk Pembayaran Lebih Cepat dan Praktis

Jakarta – Bank Indonesia (BI) bersama Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) pionir layanan dan Perum DAMRI… Read More

6 hours ago

Bank Mandiri Salurkan Rp3 Triliun untuk Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Jakarta – Bank Mandiri kembali menegaskan komitmennya dalam pemberdayaan ekonomi perempuan melalui kolaborasi strategis dengan… Read More

6 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Bertahan di Zona Hijau ke Level 6.983

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (20/12) kembali ditutup bertahan pada… Read More

6 hours ago