Perbankan

Jumlah BPR Susut, LPS Ungkap Penyebabnya

Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, terjadi penurunan jumlah bank perekonomian rakyat (BPR) dan bank perekonomian rakyat syariah (BPRS). Pada 2023, ada sebanyak 1.584 BPR/BPRS,  turun dibandingkan pada tahun 2022 sebanyak 1.608 BPR/BPRS.

Direktur Eksekutif Surveilans Pemeriksa dan Statistik LPS Priyanto Budi Nugroho mengatakan, salah satu faktor penyebab penurunan jumlah tersebut terkait kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Dari 1.584  BPR/BPRS itu, ada yang tidak bisa bertahan karena disebabkan karena faktor sumber daya manusia (SDM),” katanya dalam seminar bertema ‘Sinergi Bank Umum dan BPR dalam Digitalisasi Layanan Perbankan’ di Jakarta, Jumat, 23 Juni 2023.

Ia menekankan, pentingnya integritas dan kompetensi dari pemilik BPR/BPRS, manajemen hingga tim pengawas yang harus diperkuat dalam meningkatkan jumlah tersebut.

“Tentu saja, ini menjadi pekerjaan rumah kita semua antara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), LPS, Perbarindo hingga BPR itu sendiri,” jelasnya.

Berdasarkan data Statistik Perbankan OJK, penurunan banyak terjadi pada BPR/BPRS yang memiliki aset antara Rp5 miliar – Rp10 miliar, yakni berkurang 11 BPR. Kemudian, BPR yang mempunyai aset Rp1 miliar hingga Rp5 miliar berkurang 4 entitas.

Saat ini jumlah BPR di Indonesia masih didominasi oleh BPR dengan aset di atas Rp10 miliar yang jumlahnya mencapai 1.324 entitas. Jumlah BPR dengan aset antara Rp5 miliar hingga Rp10 miliar mencapai 74 entitas. 

BPR dengan aset Rp1 miliar hingga Rp5 miliar mencapai 26 entitas. Kemudian, BPR yang mempunyai aset di bawah Rp1 miliar hanya ada 2 entitas.

Sehubungan dengan hal tersebut, LPS dan Perhitungan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) memperkuat sinergi untuk implementasi Undang-Undang Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan (UU P2SK) bagi BPR/BPRS.

“Dari sisi LPS, kami secara periodik selalu berkoordinasi dengan OJK jika ada BPR/BPRS yang batuk untuk segera bertindak cepat,” jelasnya.

Melalui penguatan UU P2SK ini diharapkan terjadi perubahan dalam peningkatan kapasitas bisnis BPR dan BPRS. Di mana, BPR/BPRS agar tak sekadar menjadi penyalur kredit, tetapi juga jadi pendorong perekonomian masyarakat. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

6 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

8 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

8 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

10 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

15 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

17 hours ago