Jakarta – Citi Indonesia mencatat pertumbuhan laba bersih tahunan sebesar 81,64 persen secara year on year (yoy) pada 2023 menjadi Rp2,5 triliun, dari tahun sebelumya yang berada di level Rp1,38 triliun pada 2022.
Pertumbuhan laba bersih Citi Indonesia yang masif ini terjadi ketika mereka menjual bisnis consumer banking kepada UOB Indonesia pada November 2023.
Diungkapkan CEO Citi Indonesia Batara Sianturi, pertumbuhan laba bersih Citi Indonesia ditopang oleh pendapatan bunga yang meningkat sebesar 43,68 persen (yoy), dari Rp4,32 triliun per 2022 menjadi Rp6,21 triliun pada 2023. Pendapatan bunga ini mayoritas terjadi dari sektor institutional banking.
Baca juga: Terkontraksi 14,97 Persen, Bank Mayapada Raup Laba Bersih Rp22,10 Miliar di 2023
“(Pertumbuhan ini) disebabkan oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih di lini bisnis Institutional Banking dan pendapatan non-operasional lainnya,” terang Batara dalam acara Pemaparan Kinerja Citi Indonesia Tahun 2023, Selasa, 4 April 2024.
Selain dari sisi laba, beberapa rasio lain seperti Capital Adequacy Ratio (CAR), Return of Asset (ROA), dan Return of Equity juga masih stabil. Per 2023, Citi Indonesia mencatat CAR sebesar 37,85 persen, naik dari angka 27,51 persen di 2022. Sementara ROA dan ROE juga berada di kisaran 3,27 persen dan 14,14 persen.
Meskipun demikian, terjadi penurunan dari sisi intermediasi. Penyaluran kredit terkontraksi sebesar 9,69 persen (yoy), dari Rp39,19 triliun di 2022 menjadi Rp35,39 triliun pada 2022. Pun halnya dengan dana pihak ketiga (DPK), yang turun menjadi Rp54,76 triliun, terkontraksi 26,15 persen (yoy). Batara mengutarakan, kalau kontraksi dari DPK dan kredit terjadi karena 2 hal, yakni peralihan menuju bisnis consumer banking dan akuisisi Citi Indonesia oleh UOB Indonesia.
Baca juga: Melesat 186 Persen, Laba MUFG Bank Kantor Cabang Jakarta Tembus Rp5,9 Triliun di 2023
“Angka 2022 dan 2023 agak berbeda. Tahun 2022 masih ada consumer banking, sedangkan akhir 2023 itu sudah tidak ada consumer banking, karena sudah dijual pada 18 November (ke UOB Indonesia). Tetapi, untuk publikasi keuangan, harus secara year on year,” kata Batara.
Untuk itu, Batara mengatakan kalau 2023 lalu merupakan tahun bersejarah bagi Citi Indonesia. Penjualan bisnis consumer banking ini merupakan strategi bagi mereka agar bisa lebih fokus menjalankan bisnis institutional banking.
Baca juga: Melesat 186 Persen, Laba MUFG Bank Kantor Cabang Jakarta Tembus Rp5,9 Triliun di 2023
“Ini merupakan bagian dari upaya pembaruan strategi Citigroup, memungkinkan kami untuk lebih fokus menjadi mitra perbankan terkemuka bagi lembaga-lembaga dengan kebutuhan lintas negara,” paparnya.
Meskipun tidak lagi berkecimpung dalam bisnis consumer banking, Batara memastikan kalau Indonesia merupakan pasar yang penting bagi mereka. Oleh karenanya, mereka akan tetap melanjutkan bisnis di Tanah Air melalui sumber daya yang dimilikinya.
“Indonesia tetap menjadi pasar yang penting bagi Citi. Ke depannya, kami akan terus memanfaatkan jaringan global kami yang luas untuk mendukung perkembangan sektor keuangan di Tanah Air,” tutupnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More
Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (23/12) ditutup… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta – PT Surya Utama Nuansa (SUN Energy) meraih fasilitas pembiayaan sebesar US$10 juta dari… Read More