Moneter dan Fiskal

JP Morgan Ramal Prospek Ekonomi RI di Akhir 2025 Tetap Menjanjikan

Jakarta – JP Morgan mengungkapkan prospek ekonomi Indonesia untuk sisa 2025 tetap menjanjikan. Hal ini didorong oleh stimulus fiskal, perjanjian perdagangan, dan pelonggaran kebijakan moneter yang membuka jalan bagi pertumbuhan berkelanjutan. 

“Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) yang baru diumumkan turut memperkuat optimisme ini, dengan keseimbangan antara dorongan pertumbuhan dan disiplin fiskal,” kata Gioshia Ralie, CEO & Senior Country Officer J.P. Morgan Indonesia di Jakarta, dikutip Sabtu, 6 September 2025.

Kata Gioshia, pihaknya menilai anggaran 2026 berhasil menjaga keseimbangan antara disiplin fiskal, pendanaan program strategis pemerintah, investasi jangka panjang, dan kebutuhan jangka pendek untuk mendorong konsumsi masyarakat.

Baca juga : JP Morgan Ramal Rupiah Menguat ke Rp16.100 per Dolar AS di Akhir 2025

“Pada saat yang sama, pemerintah tetap berkomitmen pada kebijakan fiskal yang cermat, karena defisit fiskal diperkirakan akan turun menjadi 2,48 persen dari PDB dibandingkan dengan 2,78 persen pada tahun 2025,” imbuhnya.

Pengeluaran Fiskal

Di sisi lain, J.P. Morgan memperkirakan prospek yang lebih cerah pada paruh kedua 2025. Ini seiring telah selesainya restrukturisasi anggaran pada paruh pertama 2025 (program efisiensi anggaran senilai USD20 miliar, dengan rencana tambahan pengeluaran pemerintah dan program stimulus yang siap diluncurkan. 

Menurut pandangan JP Morgan, paket stimulus senilai USD1,5 miliar (IDR24 triliun) yang diumumkan oleh Menteri Keuangan pada 2 Juni 2025 untuk mendongkrak ekonomi seharusnya disambut baik oleh investor.

Baca juga : Bos BI Ramal Ekonomi RI Tahun 2026 Bisa Capai 5,3 persen

“Subsidi tampaknya difokuskan kepada masyarakat umum, dengan anggaran yang sebagian besar dialokasikan untuk program-program seperti tambahan bantuan sosial dan subsidi upah,” jelasnya.

Diketahui, pertumbuhan pengeluaran fiskal year on year (yoy) untuk tahun berjalan (year to date/ytd) mencatat kenaikan untuk pertama kalinya pada Juni. 

Pengeluaran semester satu 2025 hanya mencapai 40 persen dari Outlook Anggaran FY25 (vs rata-rata historis kontribusi 42 persen pada enam bulan pertama), yang mengindikasikan percepatan pengeluaran pada paruh kedua dan berpotensi menopang pertumbuhan. 

Diharapkan akan ada lebih banyak paket stimulus dalam tiga hingga enam bulan ke depan. Adapun sektor yang berpotensi diuntungkan dari stimulus ini antara lain barang konsumsi pokok, bahan baku, barang konsumsi diskresioner, dan properti. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

5 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

5 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

6 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

7 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

8 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

8 hours ago