Pasar Modal

JP Morgan Prediksi IHSG Bisa Sentuh 7.800 di Akhir 2024, Ini Pendorongnya

Jakarta – JP Morgan Indonesia memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia dapat berada di kisaran 7.500 sampai 7.800 di 2024.

Head of Indonesia Research and Strategy JP Morgan Indonesia, Henry Wibowo menjelaskan target IHSG tersebut dilandasi pada kinerja pasar modal Indonesia yang dinilai cukup baik.

“Kalau ditanya apakah akan tembus 8.000, nothing is impossible ya. Saya cukup yakin suatu saat kita akan tembus, tapi kapannya, kita memang belum tau,” ucapnya saat acara media briefing di Jakarta, Kamis, 5 September 2024.

Ia terangkan, sejumlah masalah masih menyelimuti pasar modal Indonesia. Mulai dari daya beli masyarakat kelas menengah dan bawah yang kurang kuat, judi online, hingga inflasi pangan. Ini menjadi beberapa masalah yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Baca juga: IHSG Cetak Rekor Baru, Ini 10 Saham yang Paling Cuan

Ia katakan pula bahwa momen Pilkada serentak pada November nanti bisa meningkatkan perputaran uang di masyarakat, sehingga bisa menopang daya beli atau sektor konsumsi.

Sementara itu, Senior Country Officer JP Morgan Indonesia, Gioshia Ralie mengungkapkan jika proyeksi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) akan memberikan satu sentimen yang sangat baik bagi pasar modal nasional.

Sebelumnya, pihak JP Morgan memprediksi bank sentral AS, The Fed, akan menurunkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali ke depan, yakni 50 basis poin, 50 basis poin, dan 25 basis poin. Dengan begitu, akan ada total 125 basis poin penurunan suku bunga acuan di tahun ini.

“Karena suku bunga itu sekarang tinggi. Kalau trennya menurun, cukup, dan stabil, itu akan menggerakkan roda ekonomi. Itu yang kita tunggu. Tentu tak immediate, pasti ada timeline-nya. Dengan begitu, orang bisa lebih agresif untuk berekspansi,” paparnya.

Baca juga: BEI Catat 23 Emiten Antre IPO, 5 di Antaranya Beraset Jumbo

Dengan begitu, lanjutnya, harapannya rupiah juga bisa menguat, mengikuti suku bunga AS yang menurun.

“Kita punya aktivitas bisnis seperti properti, healthcare, teleco infrastructure seperti data center, serta baterai EV, akan ikut tertopang dengan adanya penurunan suku bunga acuan itu,” imbuhnya.

Ia juga menambahkan, jika pemerintahan yang baru nanti di bawah presidensi Prabowo Subianto dapat meningkatkan tax ratio, maka hal itu bakal menambah modal dari sisi pajak untuk dipakai pemerintah Indonesia spending ke sektor-sektor potensial. (*) Steven Widjaja

Galih Pratama

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

2 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

4 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

4 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

7 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

12 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

13 hours ago