Jakarta – Bank Mandiri mencatatkan penyaluran realisasi kredit sebesar Rp1.532 triliun di kuartal II 2024 atau tumbuh 20,5 persen secara year on year (YoY). Penyaluran kredit ini, praktis berada di atas rerata industri perbankan yang sebesar 12,36 persen.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, faktor pendukung kinerja penyaluran kredit Bank Mandiri berkat konsistensi menjaga dua jenis segmentasi kredit yakni wholesale dan retail.
Adapun, strategi pertumbuhan di segmen retail dilakukan dengan pendekatan ecosystem approach serta melalui sektor unggulan di masing-masing wilayah.
Sementara di segmen korporasi, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 29,7 persen secara YoY dengan realisasi Rp561 triliun pada kuartal II 2024.
Sementara di segmen komersial terjadi pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 21,7 persen atau senilai Rp262 triliun dan segmen konsumer mengalami kenaikan 9,02 persen atau menjadi Rp116 triliun.
Baca juga : Total Portofolio Tembus Rp278 Triliun di Juni 2024, Bank Mandiri Rajai Pasar Pembiayaan Hijau
Tidak cuma itu, penyaluran kredit untuk usaha mikro kecil dan menengah juga ikut tumbuh sebesar 6,3 persen menjadi Rp127 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan, di segmen korporasi, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 29,7 persen secara YoY dengan realisasi Rp561 triliun pada kuartal II 2024.
Segmen ini menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan kredit Bank Mandiri di paruh pertama 2024.
“Untuk mendorong pertumbuhan kredit, Bank Mandiri berfokus pada perluasan ekosistem dan optimalisasi potensi di setiap wilayah, guna mencapai hasil maksimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan nasabah,” kata Darmawan, dikutip Jumat, 16 Agustus 2024.
Ia mengungkapkan, penyaluran kredit investasi perusahaan juga terus mencatatkan perbaikan, seiring membaiknya pertumbuhan ekonomi yang memicu peningkatan permintaan kredit.
Baca juga : Bank Mandiri Berikan Bantuan untuk Korban Kebakaran di Manggarai
Hingga akhir Juni 2024 total kredit investasi Bank Mandiri telah mencapai Rp 528,69 triliun, tumbuh sebesar 24,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (YoY).
Pertumbuhan tersebut didorong oleh sektor manufaktur, perdagangan, dan jasa. Melalui strategi pengembangan dan optimalisasi bisnis, Bank Mandiri optimistis hingga akhir tahun ini pertumbuhan kredit secara keseluruhan dapat tumbuh di kisaran 16 persen-18 persen.
“Dengan catatan, tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian agar kualitas kredit tetap terjaga di level yang optimal,” jelasnya.
Lebih lanjut, salah satu strategi yang dilakukan perseroan untuk menjaga pertumbuhan tersebut antara lain dengan pengembangan teknologi dan digitalisasi, penguatan kolaborasi, optimalisasi ekosistem bisnis nasabah, memaksimalkan potensi ekonomi di wilayah, serta peningkatan kualitas aset dan manajemen risiko.
Berbagai pertumbuhan itu, diiringi usaha menjaga kualitas di tiga aspek, di antaranya non-performing loan (NPL), coverage ratio, dan loan-to-deposit ratio (LDR). Tiga aspek ini dijaga Bank Mandiri agar tidak berada di bawah atau melampaui batas rata-rata perbankan pada umumnya.
Misal pada NPL, Bank Mandiri menjaga rasionya di angka 1,01 persen, saat perbankan lain rata-rata berada di kisaran 2,33 persen. Perusahaan juga mampu mengamankan coverage ratio sebesar 292,63 persen, melampaui rata-rata minimal 100 persen di perbankan umum.
Sementara Darmawan melihat ini sebagai kemampuan Bank Mandiri untuk menjaga kualitas aset untuk pencadangan yang memadai.
“Sampai dengan Juni kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio bank only di level optimal mencapai 332 persen,” tutur Darmawan.
Darmawan membeberkan, dengan penerapan manajemen risiko yang disiplin, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only pun berhasil ditekan ke level 0,86 persen per Juni 2024. Catatan ini membaik, bila dibandingkan dengan periode Juni 2023 yang sebesar 0,98 persen.
Selain itu, pertumbuhan juga terjadi di perolehan aset Bank Mandiri yang menembus Rp2.258 triliun secara konsolidasi di paruh pertama tahun ini atau naik sebesar 15 persen secara tahunan. Capaian ini sekaligus mengukuhkan Bank Mandiri sebagai bank dengan aset konsolidasi terbesar di Tanah Air.
Perolehan ini, menjadi hasil dari pemetaan bisnis yang tepat sekaligus usaha meningkatkan daya saing di tingkat regional maupun global.
“Pencapaian ini merupakan hasil dari inisiatif Bank Mandiri yang sangat prudent dan konservatif dalam menjaga kualitas aset di level yang terjaga,” kata Darmawan.
Bank berkode emiten BMRI ini, berfokus pada perluasan ekosistem dan optimalisasi potensi di setiap wilayah. Bank Mandiri berusaha menjaga kepercayaan nasabah serta meningkatkan akses keuangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Usaha Bank Mandiri menjaga aset dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, berkesinambungan, dan terukur. Hal itu akan membuat klien dan nasabah akan semakin mempercayai perusahaan, baik saat ini maupun mendatang.
Kinerja Bank Mandiri kata dia, terus mencetak perolehan positif karena bisa menyesuaikan dinamika ekonomi global. Terlebih lagi ekonomi nasional bisa dikatakan cukup stabil, sehingga bisa menciptakan tren positif untuk industri perbankan.
Di masa depan, Bank Mandiri akan terus berinovasi dan menyesuaikan kebutuhan konsumen sesuai perkembangan zaman. Layanan akan terus diperbaiki, sehingga Bank Mandiri bisa terus bertumbuh, berkembang, dan berdaya saing. (*)
Editor : Galih Pratama
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More
Jakarta - Koordinator Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) Agus Riyanto mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo… Read More
Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyatakan pemerintah tengah membahas revisi Peraturan… Read More