Jakarta–Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Terminal Petikemas Kalibaru atau New Priok Container Terminal (NPCT) 1, di Kalibaru, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Jakarta, Selasa, 13 September 2016.
Terminal baru yang berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 32 hektare dan pada akhir tahun 2016 akan memiliki panjang dermaga 850 meter ini, akan menambah kapasitas penanganan petikemas yang semula berkisar 5 juta TEUs/tahun menjadi sekitar 7 juta TEUs/tahun.
Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan terminal petikemas yang baru ini bertujuan agar pelabuhan Indonesia bisa bersaing dengan negara lain. Pasalnya, di negara lain pembangunan pelabuhan terus dilakukan. Maka dari itu Indonesia dirasa perlu memiliki pelabuhan yang diandalkan sehingga fasilitas terpenuhi dan meningkatkan daya saing dengan negara lain.
“Karena kita tidak mau ditinggal, tidak mau kalah dalam persaingan, maka mau tidak mau pembangunan pelabuhan baru tidak bisa ditunda,” ujar Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab.
Dia mengungkapkan, bahwa pada zaman R.J. Lino menjabat sebagai Direktur Utama di Pelindo 2, dirinya meningatkan agar secepatnya terminal tersebut diselesaikan dan jangan ditunda-tunda. “Jangan menunggu-nunggu lagi dikerjakan. Jangan 1 shift, kerjakan 2-3 shift karena kita sangat kekurangan kapasitas terminal. Alhamdulillah saat ini sudah selesai terminal petikemas yang pertama,” ucapnya.
Presiden meminta kepada Dirut Pelindo 2 agar terminal yang kedua maupun yang ketiga segera diselesaikan. Terminal produk yang ke-4 dan yang ke-5 pun, menurut Presiden, juga harus segera diselesaikan. “Jangan menunggu-nunggu, jangan memperlambat. Kalau keuangan dari Pelindo 2 tidak cukup, gandeng swasta, dan investor. Persaingan kompetisi sudah di depan mata, begitu kita terlambat maka kita akan ditinggal,” tukasnya.
Lebih lanjut dia meminta agar terminal yang ke-2 dan ke-3, juga ke-4 dan ke-5 dapat selesai pada 2019. “Semuanya akan kita selesaikan dan harus selesai pada tahun itu, karena semua negara berlomba-lomba melakukan inovasi, menginisiasi melakukan perombakan besar-besaran untuk meningkatkan daya saingnya,” paparnya.
Dia menegaskan, bahwa Indonesia tidak boleh menjadi penonton dalam era persaingan dan kompetisi ini. Oleh sebab itu, Indonesia harus bisa mengejar ketertinggalan agar dapat memenangkan pertarungan dan membuat ekonomi Indonesia semakin kompetitif, dan berdaya saing.
“Yang pertama kita harus fokus pada core business yang ingin dijalankan, memperkuat sektor-sektor yang jadi keunggulan. Yang kedua, mempercepat pembangunan infrastruktur termasuk pelabuhan New Priok Container Terminal 1 itu,” katanya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi menyalurkan gas bumi ke… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip… Read More
Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More
Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More
Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More