Ekonomi dan Bisnis

Jokowi Harap Bunga KUR 9% Dorong Ekonomi Kerakyatan

Jakarta–Agar bisa menjangkau 40 persen lapisan terbawah, Pemerintah melakukan reformasi kebijakan sehingga subsidi betul-betul lebih tepat sasaran. Salah satunya dengan menekan tingkat suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 9 persen dari sebelumnya double digit.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, program-program pemerintah untuk mendukung ekonomi kerakyatan ini diharapkan akan mendorong tingkat konsumsi masyarakat yang nantinya akan ikut mendorong perekonomian nasional dalam ke depannya.

“Selain itu, keberpihakan pada 40 persen lapisan terbawah juga dilakukan melalui penguatan program-program perlindungan sosial dan perluasan cakupan penerima manfaat,” ujar Jokowi dalam Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI, di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2017.

Untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Pemerintah terus berusaha menekan tingkat suku bunga KUR yang saat ini ada di angka 9 persen. Diharapkan, Rp94,4 triliun KUR yang sudah disalurkan di 2016 dapat ikut mengangkat kesejahteraan sektor UMKM.

Lebih lanjut Jokowi menambahkan, dengan akses permodalan yang lebih mudah itu, diharapkan bisa menggerakkan ekonomi rakyat terutama bagi kalangan pedagang-pedagang kecil yang selama ini sulit untuk mendapatkan akses pembiayaan.

“Selain mempermudah akses permodalan, kita juga melakukan revitalisasi pasar sehingga para pedagang bisa berdagang dengan nyaman dan tidak kalah bersaing dengan pasar-pasar modern,” paparnya.

Di sisi lain, kata dia, dalam meningkatkan kualitas pembangunan manusia, Indonesia telah menuai hasil yang menggembirakan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia bergerak naik dari negara kategori medium high development menjadi negara dalam kategori high human development, dengan angka IPM naik dari 68,90 di tahun 2014 menjadi 70,18 tahun 2016.

“Kenaikan IPM tersebut tidak terlepas dari kerja bersama kita dalam meningkatkan cakupan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS), Program Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak balita dan ibu hamil,” tutup mantan Gubernur DKI Jakarta ini. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Siap-Siap! Transaksi E-Money dan E-Wallet Terkena PPN 12 Persen, Begini Hitungannya

Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More

1 hour ago

Kemenkraf Proyeksi Tiga Tren Ekonomi Kreatif 2025, Apa Saja?

Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More

1 hour ago

Netflix, Pulsa hingga Tiket Pesawat Bakal Kena PPN 12 Persen, Kecuali Tiket Konser

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More

2 hours ago

Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza

Jakarta -  Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More

2 hours ago

IHSG Dibuka Menguat Hampir 1 Persen, Balik Lagi ke Level 7.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More

4 hours ago

Memasuki Pekan Natal, Rupiah Berpotensi Menguat Meski Tertekan Kebijakan Kenaikan PPN

Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More

4 hours ago