Jakarta – PT Metrodata Electronics Tbk sebagai penyedia jasa solusi dan konsultasi IT dan FPT IS Company Limited (FPT) selaku penyedia layanan teknologi dan IT global pada hari ini, Senin (23/9) secara resmi menandatangani perjanjian kerja sama pendirian joint venture PT FPT Metrodata Indonesia (FMI).
Bergabungnya kedua perusahaan teknologi besar ini sebagai bentuk strategi ambisius dalam menangkap peluang pasar baru, melalui fokus pada investasi terhadap bidang research and development (R&D), pengembangan kekayaan intelektual, dan layanan profesional kelas atas.
Baca juga: Metrodata Electronics (MTDL) Bukukan Laba Bersih Rp272,2 M di Semester I-2023
Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk, Susanto Djaja mengungkapkan bahwa melalui joint venture ini, pihaknya menargetkan bisa mencapai pendapatan USD100 juta dalam lima tahun ke depan. Dengan kepemilikan saham sebesar 60 persen oleh Metrodata, maka semua pendapatan yang ada nantinya bakal dikonsolidasikan seluruhnya ke Metrodata.
“Karena kita punya saham 60 persen dan FPT 40 persen, itu revenue-nya akan dikonsolidasikan semuanya ke Metrodata, top line-nya itu ya,” jelasnya saat konferensi pers Signing Ceremony Joint Venture PT Metrodata Electronics Tbk dan FPT IS Company Limited di Jakarta, Senin (23/9).
Terkait dengan produk atau layanan jasa yang akan disediakan oleh joint venture tersebut, Susanto menjelaskan, bakal menyasar tiga bidang, yakni cyber security untuk pasar Indonesia, artificial intelligence (AI) untuk pasar Indonesia, serta software development untuk pasar Indonesia dan mancanegara.
Susanto lebih lanjut menerangkan bila keputusan Metrodata untuk memilih FPT dalam mendirikan joint venture didasarkan pada rekam jejak FPT sebagai perusahaan Vietnam yang bisa go global melalui pengembangan software berkualitas yang dipakai di banyak negara.
“Revenue FPT USD4 miliar, Metrodata USD1,4 miliar. Populasi Indonesia hampir 300 juta, populasi Vietnam 100 juta. Populasi Vietnam sepertiga dari RI, tapi revenue Metrodata sepertiga dari revenue FPT,” tegas Susanto.
Baca juga: NTT Data Indonesia Wanti-wanti Hal Ini Jika Perusahaan Adopsi Data Analytics
“Jadi, anda bisa lihat FPT sangat dominan di Vietnam. Dan tak hanya di Vietnam, mereka juga dominan dalam hal ekspansi global yang sukses di Jepang dan Amerika Serikat (AS), termasuk juga di negara lainnya seperti Tiongkok, Australia, serta Eropa,” imbuhnya.
Melalui joint venture yang baru diresmikan, Susanto ingin pihaknya bisa belajar dari FPT terkait berekspansi secara global. Pihaknya juga berharap, melalui joint venture tersebut, nantinya Metrodata bisa mengadopsi kecanggihan teknologi yang dimiliki FPT untuk diterapkan pada banyak institusi di Indonesia. (*) Steven Widjaja
Poin Penting Bank Mandiri membagikan dividen interim sebesar Rp9,3 triliun atau Rp100 per saham, sesuai… Read More
Poin Penting Jumlah investor pasar modal tembus 20 juta SID, naik 34,8 persen dibanding akhir… Read More
Poin Penting Emas Galeri24 dan UBS yang diperdagangkan di Pegadaian kembali menguat pada Jumat, 19… Read More
Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,56 persen ke level 8.666,65, dengan mayoritas saham menguat meski… Read More
Poin Penting Rupiah menguat tipis pada pembukaan perdagangan Jumat (19/12/2025) ke level Rp16.714 per dolar… Read More
Poin Penting CGS International Sekuritas memprediksi IHSG hari ini (19/12) bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat,… Read More