Ekonomi dan Bisnis

JK: Negara-negara Industri Tertarik Investasi di RI

Jakarta–Negara industri seperti Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan sangat tertarik untuk berinvestasi di Indonesia, karena memiliki pasar yang besar sekaligus tenaga kerja yang melimpah.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, sebagai negara industri, mereka memerlukan pasar yang lebih luas, sumber daya, sekaligus basis produksi yang lebih murah dibanding negaranya masing-masing.

“Tentu untuk mengisi itu (investasi) harus ada infrastrukturnya dan ada aturan yang pasti,” ujar JK seperti dikutip dari laman Wapresri, di Jakarta, Kamis, 24 Maret 2016.

Setiap investasi, kata dia, akan meningkatkan lapangan kerja dan mempunyai multiplier effect (efek pengganda) untuk kegiatan ekonomi lainnya. Industri yang telah dibangun di hulu juga dapat menambah industri hilirnya.

“Yang kita inginkan agar ada suatu hulur dan hilir bersambung. Tanpa industri hulu seperti nikel itu, yang terjadi seperti sebelumnya. Kita hanya mengekspor bahan baku, maka rusaklah lingkungan. Maka itu kita hubungkan hulu dengan hilir, sekaligus menghasilkan lapangan kerja lebih luas, multiplier effect-nya lebih tinggi, pendapatan lebih tinggi, ekspor lebih tinggi,” jelasnya.

Selain itu, foreign direct investment juga dapat meningkatkan devisa dan mengurangi defisit neraca pembayaran. Dia mencontohkan, jika investor akan membangun pabrik di Indonesia, modal yang digunakan untuk membeli lahan, batu, baja, dan sebagainya akan masuk ke Indonesia dalam bentuk Rupiah.

“Devisanya masuk ke devisa nasional. Itu efeknya, sehingga mengurangi defisit neraca pembayaran, yang keluar impornya dan ekspornya bisa sebanding nanti,” tukasnya.

Namun, dia juga mengakui bahwa saat ini investor masih menemukan berbagai kendala bagi dalam berinvestasi di Indonesia, salah satunya terkait masalah pembebasan lahan. Menurutnya, masalah pembebasan lahan memang masih menjadi kendala utama, tidak hanya bagi investor swasta, tetapi juga pemerintah.

Hal tersebut telah menyebabkan nilai investasi yang masuk ke Indonesia berkurang. Oleh karena itu, lanjutnya, perlu langkah-langkah strategis agar investor, terutama dengan nilai investasi yang besar dapat dengan mudah berinvestasi ke Indonesia.

“Di antaranya, aturan harus dibuat lebih simpel dan dapat berjalan,” tutup JK. (*)

 

Editor: Paulus Yogga

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

BI Laporkan Uang Beredar Oktober 2024 Melambat jadi Rp9.078,6 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More

14 mins ago

IIF Raih Peringkat Gold Rank pada Ajang Penghargaan ASRRAT

Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More

35 mins ago

Hyundai New Tucson Mengaspal di RI, Intip Spesifikasi dan Harganya

Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More

37 mins ago

Direktur Keuangan Bank DKI Raih Most Popular CFO Awards 2024

Jakarta - Romy Wijayanto, Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI menerima penghargaan sebagai Most Popular… Read More

46 mins ago

Wamenkop: Koperasi jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menegaskan peran strategis koperasi, khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), dalam… Read More

1 hour ago

Presiden Prabowo Bawa Oleh-oleh Investasi USD8,5 Miliar dari Inggris

Jakarta – Optimisme para pelaku usaha di Inggris terhadap ekonomi di Tanah Air masih solid.… Read More

1 hour ago