Keuangan

JK: Inklusi Keuangan Ciptakan Pemerataan Kesejahteraan

Jakarta–Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan pentingnya pemerataan dan keadilan dalam kesejahteraan. Selama ini industri keuangan dinilai belum mampu menyiptakan pemerataan, yang terjadi justru sebaliknya yaitu terjadi kesenjangan akibat sistem ekonomi yang tidak adil dimana masyarakat level bawah tidak bisa menyicipi bunga kredit murah sementara korporasi besar justru mendapat bunga lebih rendah.

“Krisis 2008 kemudian dikuti prostes karena 1% orang menguasai dunia, dunia ini menyadari betuk perlunya gerakan inklusif untuk mengurangi kesenjangan, di Indonesia juga 1% menguasai 50% aset bangsa dan 90% lainnya menguasi 50%. Artinya perlu pemerataan dan salah satu langkah adalah kita semua, industri lembaga keuangan harus menyadari itu, kita tahu lembaga keuangan merupakan motor perkeonomian,” kata Kalla dalam Seminar Internasional Keuangan Mikro dan Inklusi Keuangan, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa 15 Maret 2016.

Salah satu permasalahan yang harus diselesaikan adalah adanya kebijakan suku bunga tinggi di industri perbankan. Kalla mengatakan keberhasilan sebuah negara harus didukung oleh dua aspek sosial dan ekonomi, yakni kemakmuran yang membutuhkan pertumbuhan ekonomi dan keadilan masyarakat yang membutuhkan pemerataan.

“Suatu bangsa hidup dari pertumbuhan dan pemerataan. Tidak ada negara yang jatuh karena penurunan pertumbuhan ekonomi, tetapi banyak negara jatuh karena tidak ada pemerataan,” kata dia.

Dia mengatakan, krisis 1998 maupun 2008 yang dialami Indonesia masuk melalui jalur finansial, terutama sektor perbankan. Sehingga, lanjut dia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus mendorong inklusi keuangan untuk menyiptakan pemerataan. Kehadiran perbankan dalam jumlah yang banyak yang diharapkan dapat menyiptakan pemerataan ternyata menurutnya tidak berhasil. Oleh karena itu perbankan harus memiliki sistem dan teknologi yang lebih baik untuk dapat menjangkau masyarakat lebih luas lagi. (*)

 

Editor: Paulus Yoga

admin

Recent Posts

Naik 4 Persen, Prudential Indonesia Bayar Klaim Rp13,6 Triliun per Kuartal III-2024

Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More

1 hour ago

Kebebasan Finansial di Usia Muda: Tantangan dan Strategi bagi Gen-Z

Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More

1 hour ago

BPS Catat IPM Indonesia di 2024 Naik jadi 75,08, Umur Harapan Hidup Bertambah

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) mencapai 75,08 atau dalam… Read More

2 hours ago

Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) Raih Penjualan Rp2,02 Triliun di Kuartal III-2024

Jakarta - PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) hari ini mengadakan paparan publik terkait kinerja… Read More

2 hours ago

Utang Luar Negeri RI Naik di Triwulan III 2024, Tembus Rp6.797 Triliun

Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat… Read More

3 hours ago

Wamenkop Ferry: Koperasi Susu Boyolali Harus jadi Pelaku Industri Pengolahan

Jakarta - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono turun tangan mengatasi kisruh yang membelit Koperasi Produksi Susu… Read More

3 hours ago