Properti

JLL Indonesia Laporkan Jakarta Property Market Review Kuartal III 2024, Ini Detailnya

Jakarta – JLL Indonesia, perusahaan jasa profesional dengan spesialisasi manajemen properti dan investasi, mengumumkan laporan mengenai Jakarta Property Market Review Kuartal III 2024.

Laporan tersebut menjelaskan lanskap properti di Indonesia, mulai dari perkantoran, retail hingga kondominium dan logistik.

Di sektor perkantoran, pada kuartal III 2024, JLL Indonesia menemukan bahwa terjadi pertumbuhan signifikan terhadap harga sewa kantor kelas A di Central Business District (CBD).

Yunus Karim, Head of Research di JLL Indonesia mengatakan Gedung Grade A, khususnya Grade Premium, mengalami kenaikan harga sewa sebesar 0,7 persen.

Ia menambahkan harga sewa bisnis perkantoran di CBD Jakarta stabil, dengan tingkat hunian sekitar 70 persen. Sedangkan, di area non-CBD juga menunjukkan stabilitas, yaitu di angka 71 persen, di mana tingkat serapan terbesar ada di Jakarta Selatan.

Baca juga: BI Perpanjang Insentif Kredit Properti DP 0 Persen hingga 2025

“Faktor peningkatan harga sewa didorong oleh meningkatnya tingkat hunian. Ke depannya perpindahan sewa kantor ke gedung dengan kualitas lebih baik akan menjadi tren,” ujar Karim dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2024.

Di sektor retail, kata Karim, harga sewa bisnis retail Jakarta tumbuh 0,64 di kuartal III 2024, didorong oleh ekspansi berkelanjutan untuk brand-brand makanan dan minuman serta fashion.

“Demand retail didominasi oleh tenant food and beverages, fashion dan entertainment,” katanya.

Sementara itu, aktivitas penjualan kondominium di Jakarta pada triwulan ini sebagian besar berasal dari proyek-proyek yang baru diluncurkan seperti Two Sudirman yang berlokasi di kawasan CBD dan satu menara baru dari LRT City Tebet. Hal ini mendorong diluncurkannya kondominium baru sebesar 559 unit dengan cumulative sales rate sekitar 58 persen.

“Para pembeli lebih tertarik dengan pembangunan yang memiliki akses transportasi yang baik, terutama di wilayah Bodetabek. Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) dari pemerintah semakin mendukung penjualan kondominium yang siap huni, sehingga pembeli dapat memanfaatkan persyaratan pembelian yang menguntungkan,” katanya.

Di sektor logistik, terjadi permintaan tinggi gedung modern. Pergudangan modern logistik di Jabodetabek mempertahankan tingkat hunian yang stabil sebesar 90 persen. Ini didorong oleh permintaan yang kuat dari berbagai industri dengan komposisi penyewa baru menunjukkan diversifikasi, mencakup sektor-sektor seperti industri kendaraan listrik, produk turunan listrik, farmasi, alat kesehatan, ritel, peralatan rumah tangga, furnitur, dan bahan baku di Bekasi, Bogor, Cikarang, dan Karawang.

Lebih lanjut, Karim menuturkan satu proyek telah mencapai penyelesaian di area Cibitung, dan diperkirakan terdapat sekitar tiga bangunan yang akan rampung hingga akhir tahun 2024, tersebar di lokasi-lokasi seperti Bogor, Jakarta, dan Karawang. Penyedia jasa logistik tetap menjadi penyewa dominan dalam sektor pergudangan modern.

“Sektor ini resilience, di Jabodetabek, permintaan cukup sehat dalam beberapa tahun terakhir,” lanjutnya.

Kemudian di sektor perhotelan, Julien Naouri, Vice President of Investment Sales & Acquisitions, JLL Hotels and Hospitality Group memperkirakan bahwa volume transaksi hotel di Indonesia hingga akhir 2024 akan mencapai lebih dari USD200 Juta. Dan diperkirakan, total investasi pada hotel di Indonesia akan mencapai USD208 Juta.

“Hal ini mencerminkan fundamental kuat dari pasar Indonesia, terutama di Jakarta dan Bali menunjukan pemulihan yang kuat,” kata Julien di kesempatan yang sama.

Tantangan dan Peluang Sektor Properti

Karim pun menuturkan tahun depan, setiap sektor memiliki tantangan dan peluang masing-masing untuk tetap berkembang.

Baca juga: Bank Mandiri Kini Tawarkan Properti Lelang di Rumah123

Pertama, sektor perkantoran memilki gradual improvement karena dampak pandemi yang sudah tidak terasa. Harga sewa juga akan terus positif hingga tahun 2025.

Kedua, sektor ritel secara pasokan cukup terjaga dan tingkat hunian juga cukup tinggi asalkan pemilik gedung/pemilik Mall, bisa memberikan tenant-tenang dengan baik sesuai mengetahui target pasar.

“Ketiga kondominium, selama ini kita lihat ada sikap wait and see dari sisi pembeli. Namun, di 2024 sudah ada dua pengembang yang luncurkan produk baru. Jadi di 2025 harapannya dari segi regulasi dan pemerintah baru dapat men-support kondominum project di Jakarta,” kata Karim.

Keempat, di sektor logisitik, adanya aktivitas seperti Fast Moving Consumer Goods (FMCG) dan kendaraan listrik, bisa menjadi salah satu peluang berkembangnya penyewaan pergudangan modern di Jakarta. (*) Ayu Utami

Galih Pratama

Recent Posts

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

2 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

2 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

4 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

9 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

11 hours ago

Donald Trump Isyaratkan Akhiri Konflik Gaza Sebelum Biden Lengser

Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More

1 day ago