Jakarta — Merger antara Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dengan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) resmi efektif mulai hari ini, 1 Februari 2019. Sejalan dengan itu, tongkat kepemimpinan di BTPN pun beralih, dari Jerry Ng yang sudah menjabat sebagai Direktur Utama BTPN sejak akhir 2007 hingga 31 Januari 2019, kepada Ongki Wanadjati Dana, yang sebelumnya menjabat Wakil Direktur Utama BTPN.
Kepada Infobank, Jerry mengaku, 10 tahun bersama BTPN sudah cukup. Ia merasa kini saatnya untuk pamit dari BTPN. Tidak hanya itu, ia pun bilang, mungkin kini juga saatnya pamit dari industri perbankan yang telah ia geluti selama lebih dari 30 tahun. Itu artinya, ada kemungkinan Jerry tidak akan berlabuh di suatu bank, selepas dari BTPN.
“Akan kemana saya setelah ini? Saya belum dapat menjawab sepenuhnya, tetapi saya akan menjelaskan apa yang menarik buat saya saat ini dan apa yang selama ini memotivasi saya mengambil keputusan. Saya tidak suka melakukan sesuatu yang sama secara berulang-ulang. Saya selalu ingin mencari sesuatu yang baru, yang menarik, dan yang menantang (new exciting challenge),” katanya kepada Infobank, Selasa, 22 Januari 2019.
Baca juga: Setelah Merger, Ini Tiga Strategi Utama Bisnis BTPN
Sesuatu yang baru dan menarik perhatiannya kini, bankir kelahiran 1965 ini bilang, adalah berkaitan dengan teknologi. “Menurut saya, sektor keuangan akan mengalami perubahan yang cukup fundamental dan signifikan dalam kurun waktu tiga-lima tahun yang akan datang. Hal ini disebabkan antara lain oleh teknologi yang makin canggih dan unstoppable. Hidup kita sebenarnya, sadar atau tidak, being digitalized. Perilaku konsumen sedang melewati fase perubahan luar biasa. Oleh sebab itu, the way banking will be done also will change tremendously. Kalau ditanya, jadi apa yang mau saya lakukan? Saya hanya bisa menjawab, mudah-mudahan saya bisa berperan, berpartisipasi, in the creation of the new business model in the financial services,” tukasnya.
Di bawah kepemimpinan Jerry, BTPN tumbuh luar biasa. Tangan dinginnya berhasil merubah wajah bank yang didirikan di Bandung pada 1958 menjadi salah satu keajaiban di industri perbankan Indonesia. Di akhir 2007, ketika Jerry mulai memimpin BTPN, bank ini hanya punya satu bisnis, yakni pensiunan. Kemudian, aset BTPN hanya Rp10,6 triliun per Desember 2007. Begitu pula kredit dan dana pihak ketiga (DPK)-nya yang saat itu tercatat Rp7,85 triliun dan Rp8,80 triliun.
Menutup 2018, sebelum resmi merger dengan SMBCI pada Februari ini, aset BTPN sudah menembus angka Rp101,9 triliun dan mencetak laba bersih hampir Rp2 triliun. Tumbuh 10 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun. Bisnisnya pun berkembang. Dari sekadar melayani pensiun, BTPN merambah bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan prasejahtra produktif melalui BTPN Syariah. Tak hanya itu, publik juga mengingat bank ini sebagai pionir di perbankan digital di Indonesia melalui produk BTPN Wow! dan Jenius. (Ari Nugroho)
Wawancara lengkap dengan Jerry Ng dapat dibaca di Majalah Infobank No.488, edisi Februari 2019; “Legacy Jerry Ng untuk BTPN”
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More
Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More