Jakarta – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) akan menggelar The 2025 Asia Grassroots Forum pada 21-23 Mei mendatang di Bali. Sebelum itu, dilakukan diskusi untuk memetakan tantangan dan solusi bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang dikemas dalam “Road to Asia Grassroots Forum: Diskusi Isu dan Potensi UMKM Lokal”.
Katrina Inandia, Project Lead The 2025 Asia Grassroots Forum, mengatakan, diskusi yang digelar 15 April 2025 ini bertujuan memfasilitasi berbagai pemangku kepentingan untuk membahas tantangan dan potensi UMKM lokal, khususnya di Bali.
Diskusi yang digelar bersama CELIOS itu turut melibatkan sejumlah pengamat, aktivitas, akademisi, hingga pihak swasta untuk membahas tantangan dan solusi bagi ekonomi akar rumput di Indonesia.
Baca juga: OJK Targetkan 90 Persen Portofolio Perusahaan Penjaminan Berasal dari UMKM
“Untuk memajukan UMKM, kita perlu dukungan kebijakan yang tepat. Namun, menyusun kebijakan membutuhkan local context yang mendalam, agar kebijakan bisa tepat sasaran dan berpihak pada UMKM lokal,” ujar Katrina dalam keterangan resmi, Rabu, 16 April 2025.
Ia menambahkan, The 2025 Asia Grassroots Forum diharapkan bisa menghasilkan rekomendasi yang konkret, baik dari sisi kebijakan, pengembangan teknologi, dan layanan keuangan untuk mendorong pengembangan UMKM Indonesia.
Sementara, Nailul Huda, Direktur Ekonomi dan Digital CELIOS yang hadir sebagai salah satu pembicara mengungkapkan, UMKM lokal membutuhkan dukungan kebijakan yang menyasar ekosistem secara menyeluruh. Tantangan bagi UMKM juga semakin berkembang.
“Permasalahan internal UMKM seperti kurangnya kualitas sumber daya manusia, laporan keuangan dan lainnya turut berkontribusi sehingga timbul masalah permodalan. Oleh sebab itu, katalisator yang dibutuhkan harus menyentuh seluruh ekosistem UMKM, sehingga membutuhkan peran banyak pihak dalam mengakselerasi pertumbuhan yang inklusif,” papar Huda.
Baca juga: Dukungan Perbankan untuk UMKM di Jatim Harus Diperkuat
Sebagai informasi, sektor UMKM punya peran vital dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2023, UMKM berkontribusi 61,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dan menyerap 97 persen tenaga kerja di Indonesia.
Namun, UMKM di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan sehingga sulit naik kelas. Keterbatasan akses keuangan, teknologi, hingga kebijakan yang tepat sasaran, menjadi poin-poin penting yang dibahas dalam diskusi kali ini. (*) Ari Astriawan
Poin Penting Presiden Prabowo memerintahkan penertiban PBPH bermasalah, termasuk verifikasi, audit, dan pencabutan izin perusahaan… Read More
Poin Penting Garudafood dan Pemkab Gorontalo menandatangani MoU untuk pengembangan pertanian kacang tanah Rachmat Gobel… Read More
Poin Penting Pemerintah memperluas relaksasi KUR bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan… Read More
Poin Penting BRI rebranding jadi bank universal disertai transformasi bisnis dan budaya kerja. UMKM tetap… Read More
Poin Penting OJK resmi mencabut izin usaha BPR Bumi Pendawa Raharja di Cianjur karena bank… Read More
Poin Penting BSI siapkan uang tunai Rp15,49 triliun untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah selama periode… Read More