Jakarta – Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (15/1) diperkirakan masih akan tertahan jelang rilis neraca dagang yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Hal tersebut disampaikan Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada infobanknews. Dirinya menyebut, konsesus memprediksikan neraca dagang RI masih akan mengalami defisit.
“Hari ini Trade balance Indonesia juga bisa menjadi faktor penggerak rupiah. Konsensus defisit US$470 juta. Rilis defisit yang lebih besar dari konsensus bisa menahan penguatan rupiah,” kata Ariston di Jakarta, Rabu 15 Januari 2020.
Selain itu dirinya menyebut, penguatan rupiah masih ditopang oleh kesepakatan dagang AS dan Tiongkok. Menurutnya saat ini pasar masih menantikan kelanjutan dari kesepakatan dagang fase 1.
“Menjelang penandatanganan kesepakatan, sebagian harga instrumen berkonsolidasi, mungkin juga rupiah terhadap USD. Konsolidasi bisa diartikan tidak terlalu menguat dimana kekhawatiran muncul setelah menteri keuangan AS semalam mengatakan tarif impor China tak akan dihapus hingga fase kedua disepakati,” jelas Ariston.
Sebagai informasi, pada perdagangan pagi hari ini (15/1) Kurs Rupiah berada di level Rp13.685/US$ posisi tersebut melemah bila dibandingkan pada penutupan perdagangan kemarin (14/1) yang masih berada di level Rp13.680/US$. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan realisasi investasi untuk triwulan III-2024 mencapai… Read More
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nixon LP Napitupulu (kedua kiri), berbincang dengan… Read More
Jakarta – Pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto disebut akan membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) dan… Read More
Jakarta - Nama Veronica Tan tiba-tiba menjadi sorotan publik usai dipanggil Presiden Terpilih Prabowo Subianto… Read More
Wakil Komisaris Utama BSI Adiwarman Karim, Komisaris Independen BSI Komaruddin Hidayat, salah satu pembina Yayasan… Read More
Jakarta - Harga saham salah satu emiten sawit yakni PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN)… Read More