Pasar Modal

Jelang Rilis CPI, Harga Bitcoin Melambung Jadi USD71.425

Jakarta – Ajaib Kripto mencatat pergerakan harga Bitcoin (BTC) kembali menunjukan peningkatan sebanyak 3,07 persen dan menyentuh harga USD71.425 dalam 24 jam terakhir pada perdagangan hari ini (9/4).

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan, sebuah indikasi bahwa reli masih berpotensi untuk berlanjut di tengah pasar yang menantikan terjadinya Bitcoin halving keempat di bulan April ini.

“Secara teknikal dalam jangka pendek, jika BTC dapat bertahan di atas USD70.300, maka BTC dapat melanjutkan kenaikan menuju resistance USD73.000 bahkan menciptakan new ATH lagi. Sementara, jika turun di bawah USD70.300 maka BTC potensi melemah ke support USD69.000,” ucap Panji dalam keterangan resmi di Jakarta, 9 April 2024.

Baca juga: Deretan Sentimen Ini Bakal Pengaruhi Harga  Bitcoin Sepekan, Simak!

Ia juga menjelaskan, untuk perdagangan ETF Bitcoin spot minggu lalu ditutup dengan catatan optimis, di mana arus masuk positif tercatat sebesar USD203 juta pada Jumat lalu (5/4). 

Meskipun terdapat kemunduran awal sebesar USD84,7 juta dalam arus keluar bersih pada tanggal 1 April, ETF telah bangkit kembali, mengumpulkan arus masuk bersih sebesar USD569,4 juta sepanjang perdagangan pekan lalu.

“Halving Bitcoin yang akan datang adalah momen penting, tidak hanya untuk pasar Aset Kripto, tetapi juga untuk seluruh lanskap teknologi web3 dengan perusahaan berupaya memanfaatkan potensi pertumbuhan teknologi ini. Hal ini akan menarik gelombang pengguna baru ke dunia kripto untuk terjun ke ekosistem kripto,” imbuhnya.

Selain itu, faktor makroekonomi memainkan peran penting dalam kenaikan harga Bitcoin baru-baru ini. Pekan ini, terdapat rilis data inflasi AS, seperti Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang akan dirilis pada hari Rabu pukul 19:30 WIB yang potensi memiliki implikasi jangka pendek pada harga Bitcoin. 

Baca juga: Hingga Maret 2024, DJP Kantongi Pajak Digital Rp23,04 Triliun

Adapun, konsensus memperkirakan inflasi AS di Maret akan naik menjadi 3,4 yoy dari 3,2 persen yoy di Februari 2024, dengan The Fed menargetkan inflasi berada di kisaran 2 persen.

“Investor  memperkirakan bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada FOMC bulan Juni nanti, yang tentunya akan berdampak positif ke keseluruhan pasar, termasuk pasar Aset Kripto,” ujar Panji. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Stasiun Whoosh Karawang Dibuka 24 Desember, Perjalanan Jakarta-Karawang Hanya 15 Menit

Jakarta - Stasiun Whoosh Karawang akan resmi melayani penumpang mulai 24 Desember 2024. Pembukaan ini… Read More

7 hours ago

Pemerintah Targetkan Revisi Aturan DHE SDA Terbit pada Januari 2025

Jakarta – Pemerintah tengah mempersiapkan aturan mengenai revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA)… Read More

11 hours ago

Ekspansi Bisnis, J Trust Bank Tambah Kantor Cabang Baru di Bali

Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) terus melakukan ekspansi bisnis dengan memperluas… Read More

11 hours ago

BI Uji Coba Penerapan QRIS Tap Berbasis NFC untuk Pembayaran Lebih Cepat dan Praktis

Jakarta – Bank Indonesia (BI) bersama Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) pionir layanan dan Perum DAMRI… Read More

13 hours ago

Bank Mandiri Salurkan Rp3 Triliun untuk Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Jakarta – Bank Mandiri kembali menegaskan komitmennya dalam pemberdayaan ekonomi perempuan melalui kolaborasi strategis dengan… Read More

13 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Bertahan di Zona Hijau ke Level 6.983

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (20/12) kembali ditutup bertahan pada… Read More

13 hours ago