Jakarta – Menjelang pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) nilai tujar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (23/10) diperkirakan bergerak melemah, setelah berakhir stagnan di level Rp15.187 per dolar AS pada penutupan perdagangan awal pekan kemarin (22/10).
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail dalam risetnya di Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018. Menurutnya, selain rupiah, dolar AS juga diperkirakan akan menguat ke level 96.0-96.2 terhadap hampir semua mata uang kuat dunia lainnya.
“Rupiah kemungkinan melemah ke level Rp15.200-Rp 15.250 per dolar AS,” ujarnya.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, bahw penguatan mata uang Paman Sam tersebut dipicu oleh kembalinya ketidakpastian di pasar keuangan Eropa yang didorong oleh isu kenaikan defisit anggaran negara Italia serta kembali buntunya proses keultarnya Inggris dari Uni Eropa pasca brexit.
“Koreksi di pasar saham AS seiring kekhawatiran investor terkait prospek kenaikan tingkat suku bunga di AS juga mempengaruhi penguatan dolar AS,” ucap dia. (*)
Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More