Jakarta – Menjelang Pemilu 2024, beberapa partai politik (parpol) sudah mulai gencar membangun strategi kampanyenya baik melalui media sosial (medos) maupun media tradisional seperti koran dan TV.
Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengatakan, parpol masih perlu membangun strategi kampanye di dunia maya seperti media sosial. Menurutnya, media sosial akan memberikan pengaruh yang luas, dan melengkapi media konvensional.
“Media sosial memiliki karakter sebagai media yang berjejaring. Artinya, unggahan yang disebarluaskan oleh media ini, walaupun tak diakses langsung oleh target khalayaknya tetap mampu merembes, mempengaruhi konstituen bahkan yang kurang melek sosial,” ujarnya dikutip 21 Februari 2023.
Firman menambahkan, konstituen dalam kategori ini terpengaruh secara tak langsung lewat perbincangan, atau alih medium dari media sosial ke media-media lainnya. Unggahan dari media sosial dapat membangun pengaruh yang luas, kepada khalayak.
“Jadi, dalam praktiknya, khalayak yang kurang melek media sosial tetap disentuh media sesuai kecenderungan pilihannya (media preference). Dan media sosial tetap difungsikan, walaupun tidak jadi media utama, untuk menciptakan efek tak langsung,” ungkapnya.
Sejalan dengan hal ini, mayoritas pemilih Partai Golkar pasalnya belum melek media sosial atau medsos. Hal tersebut berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 25 Januari-4 Februari 2023.
Survei Litbang Kompas mengungkapkan tak sampai seperempat dari konstituennya yang menjadikan media sosial sebagai pilihan utama. Sama halnya dengan mereka yang cenderung memilih berita daring sebagai pilihan utama, yakni sebesar 4%.
Jika dibandingkan, angka tersebut jauh di bawah jumlah para pemilih Golkar yang lebih suka media tradisional, seperti koran dan TV, di kisaran 64%.
Politikus Partai Golkar Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan, bahwa partainya akan menggenjot pemanfaatan media sosial untuk lebih menjangkau para pemilih muda.
“Ketum Airlangga Hartarto sebagai pendorong utama revolusi 4.0 di Indonesia terus mendorong penggunaan digital dalam pengelolaan partai, dalam berbagai urusan. Juga penggunaan medsos dalam menyapa, menjelaskan kinerja, dan menggalang dukungan dari konstituen,” tegas Melki sapaan akrabnya.
Kendati demikian, Golkar juga tidak akan membiarkan pemilih lama. Menurut Melki, Golkar menyiapkan dua strategi untuk merespons segmen pemilih lama maupun baru. Menurutnya, Golkar tidak akan membuat pembedaan dan akan tetap mewadahi keduanya.
“Ini adalah perpaduan menjaga, merawat yang lama dan juga menjangkau, serta mengajak yang baru terlibat menjadi pemilih Golkar. Tentu dengan berbagai macam program sesuai dengan ideologi Partai Golkar yang berbasiskan Pancasila dan doktrin Karya Kekaryaan,” paparnya.
Melki mengungkapkan partainya berada rel yang tepat di bawah komando Ketum Airlangga untuk memenangi Pemilu 2024, baik pilpres maupun pileg. “Kami percaya bahwa semua upaya Partai Golkar yang dipimpin Pak Airlangga Hartarto bisa mengoptimalkan 2 pendekatan tersebut untuk bisa memenangkan Pemilu 2024,” pungkasnya. (*)
Jakarta – Super App terbaru dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yaitu BYOND by… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia pada pekan kedua… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa data perdagangan saham pada pekan 11… Read More
Jakarta – Kinerja PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia atau Allianz Syariah tetap moncer di… Read More
Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More
Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More