Jakarta–Jelang The Federal Open Market Committee Meeting (FOMC Meeting), pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pada perdagangan awal pekan ini (13/6) terancam terdepresiasi.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta dalam risetnya di Jakarta, Senin, 13 Juni 2016. Menurutnya, meski rupiah terancam terdepresiasi, namun ruang penguatan rupiah masih ada.
“Rupiah yang sudah menguat drastis terancam terdepresiasi menjelang FOMC meeting. Rupiah bisa tertekan, tapi ruang penguatan masih ada,” ujar Rangga.
Kendati FOMC Meeting dikhawatirkan memberikan sentimen negatif pada laju Rupiah, namun dalam jangka menengah penguatan Rupiah masih bisa berlanjut lagi, mengingat Bank Indonesia berharap bisa menguat hingga Rp13.000 di akhir tahun.
“Selain FOMC meeting, Rapat Dewan Gubernur Banl Indonesia juga ditunggu Kamis mendatang. Peluang pemangkasan BI rate meningkat saat ini melihat data ekonomi yang ada,” tutup Rangga. (*)
Editor: Paulus Yoga
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) menyakini proses kelompok usaha bank… Read More
Jakarta – MUFG Bank Cabang Jakarta, berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal III 2024. Berdasarkan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I, hari ini, 15 November… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30… Read More
Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal… Read More
Jakarta - PT Bank Seabank Indonesia atau SeaBank kembali mencatat kinerja keuangan yang positif, ditandai… Read More