Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, suku bunga simpanan dan pinjaman pada Oktober 2021 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Oktober 2021, rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat sebesar 9,30% atau turun 4 basis poin (bps) dibandingkan bulan sebelumnya.
Suku bunga kebijakan moneter yang rendah dan likuiditas yang masih longgar, mendorong suku bunga kredit perbankan terus dalam tren menurun. Kondisi likuiditas perbankan pada Oktober 2021 sangat longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 34,05%.
Berdasarkan data uang beredar yang dikutip Selasa, 23 November 2021 menyebutkan, suku bunga yang rendah mendorong penyaluran kredit tumbuh positif. Penyaluran kredit pada Oktober 2021 tercatat sebesar Rp5.652 triliun, tumbuh 3,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (2,1%, yoy).
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, akselerasi pertumbuhan kredit terjadi pada debitur perorangan dan korporasi. Kredit kepada perorangan pada Oktober 2021 tumbuh 5,6% (yoy), meningkat dari sebelumnya 5,2% (yoy). Sedangkan kredit kepada korporasi mencatat peningkatan sebesar 1,1% (yoy), berbalik arah dari pertumbuhan negatif (-0,3%, yoy) pada September 2021.
“Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan penyaluran kredit pada Oktober 2021 terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK), serta Kredit Konsumsi (KK), KMK kembali tumbuh menguat, dari 2,7% (yoy) pada September 2021 menjadi 4,4% (yoy) pada Oktober 2021, terutama di sektor Industri Pengolahan, serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut Erwin, untuk rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan pada seluruh jenis tenor. Suku bunga simpanan berjangka tenor 1 bulan, 3 bulan, & bulan, 12 bulan, dan 24 bulan menurun, dari masing-masing 3,27%, 3,41%, 3,75%, 4,28%, dan 5,16% pada September 2021 menjadi 3,16%, 3,36%, 3,70%, 4,07%, dan 4,82% pada Oktober 2021.
Adapun penghimpunan DPK pada Oktober 2021 tercatat sebesar Rp6.979,8 triliun, atau tumbuh 9,6% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (8,0% yoy). Peningkatan DPK terjadi pada giro dan tabungan. Berdasarkan golongan nasabah, penurunan simpanan berjangka terjadi pada seluruh golongan nasabah, baik nasabah korporasi maupun perorangan.
Pada Oktober 2021, giro tumbuh 22% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 13,7% (yoy) pada September 2021, bersumber dari peningkatan simpanan giro pada bank yang berada di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Tabungan juga mencatat peningkatan, dari 11,7% (yoy) pada September 2021 menjadi 12,8% (yoy) pada bulan laporan, terutama tabungan di wilayah Jawa Timur dan DKI Jakarta.
Di sisi lain, simpanan berjangka mengalami perlambatan dari 1,7% (yoy) pada September 2021 menjadi 0,3% (yoy) pada Oktober 2021. Perlambatan simpanan berjangka tersebut sejalan dengan berlanjutnya penurunan suku bunga simpanan. (*)
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More
Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More
Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More
Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More
Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More