Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengumumkan realisasi penerimaan pajak di bulan Januari 2018 yang tercatat sebesar Rp78,94 triliun atau tumbuh 11,17 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Selasa, 20 Februari 2018. Menurutnya, jika tidak memperhitungkan penerimaan dari uang tebusan Tax Amnesty, maka penerimaan pajak di Januari 2018 tumbuh 11,88 persen.
“Angka pertumbuhan yang double-digit ini merupakan pertumbuhan tertinggi dalam empat tahun terakhir,” ujar Sri Mulyani.
Pertumbuhan positif ini tercermin pada pertumbuhan PPh Non Migas yang mencapai 14,90 persen atau 16,34 persen di luar Uang Tebusan Tax Amnesty, sementara PPN tumbuh 9,41 persen. Pertumbuhan positif di Januari ini memberikan optimisme sendiri dalam mencapai penerimaan pajak hingga akhir tahun.
Optimisme tersebut, kata dia, diperkuat dengan data pertumbuhan PPh Pasal 21 yang tumbuh di atas 15 persen dan PPh orang pribadi, PPh Badan serta pajak atas impor yang tumbuh di atas 20 persen. Penerimaan kepabeanan dan impor juga mengalami pertumbuhan 16,92 persen dibanding Januari tahun lalu.
“Ini merupakan pertumbuhan tertinggi dalam kurun enam tahun terakhir, yang terdiri dari penerimaan Bea Masuk 13,67 persen, Bea Keluar 18,42 persen dan Cukai 48,34 persen,” ucapnya.
Baca juga: Penerimaan Pajak Hanya Capai 89,68% Dari Target APBN 2017
Lebih lanjut dia menambahkan, untuk penerimaan kepabeanan dan cukai per 31 Januari 2018 tercatat mencapai Rp3,53 triliun atau 1,82 persen dari target APBN 2018 yang sebesar Rp194,10 triliun. Penerimaan ini naik Rp511,02 miliar atau lebih tinggi 16,92 persen dibandingkan capaian tahun lalu.
Pertumbuhan penerimaan ini dikontribusikan oleh peningkatan penerimaan di semua sektor Bea Masuk, Bea Keluar dan Cukai. Penerimaan Bea Masuk pada Januari 2018 mencapai Rp2,80 triliun atau 7,85 persen dari target APBN 2018 dan lebih tinggi 13,67 persen dibanding capaian tahun lalu.
Pertumbuhan penerimaan bea masuk ditopang oleh pertumbuhan devisa impor yang naik 27,67 persen yang merupakan kenaikan tertinggi selama tiga tahun terakhir. Pertumbuhan devisa ini dikontribusikan oleh pertumbuhan devisa impor di semua kelompok komoditas utama, bahan baku dan penolong 32,26 persen, barang modal 20,89 persen dan barang konsumsi 17,06 persen. (*)
Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More
Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More