Jakarta–Direktur Utama Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo), Diding S. Anwar mengungkapkan bisnis perusahaan startup sangat menjanjikan dan punya potensi bagus untuk terus berkembang.
Melihat kondisi tersebut, pihaknyapun siap masuk ke pasar penjaminan kredit untuk perusahaan-perusahaan startup.
“Potensi bisnis startup sangat bagus, meskipun harus diperdalam,” kata Diding dalam diskusi “Mendukung Pertumbuhan Perusahaan Start Up dengan Penjaminan Kredit dan Modal Ventura” yang digelar Infobank dan Jamkrindo di Jakarta, Kamis, 21 April 2016.
Diding sendiri beranggapan potensi kredit untuk perusahaan start up sangat besar. Sehingga tidak menutup kemungkinan kalau pihaknya masuk ke sektor usaha itu sebagai penjamin kredit.
Apalagi sebagai perusahaan penjaminan, kata Diding, Jamkrindo punya kapasitas penjaminan sangat besar, totalnya hingga mencapai Rp300 triliun.
Meskipun dalam target RKAP Jamkrindo mematok penjaminan kredit tahun ini hanya mencapai Rp115 triliiun.
“Kami sebagai perusahaan penjaminan mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan startup,” jelasnya. (*) Dwitya Putra
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More
Jakarta - Koordinator Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) Agus Riyanto mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo… Read More
View Comments
Bagus saya rasa. Memang perusahaan-perusahaan Start Up punya potensi besar ke depannya namun untuk perusahaan yang berbasis teknologi, menurut saya, punya kemungkinan perubahan yang sangat besar. Maksud saya, teknologi berkembang dengan sangat cepat, jadi memang banyak perusahaan yang memerlukan dana yang besar, namun juga jika investasi yang dilakukan terlalu banyak ke infrastruktur teknologi, hanya dalam beberapa tahun, teknologi dapat berkembang secara signifikan dan investasi tadi jadi sia-sia. Bukan hanya perusahaan yang berbasis teknologi, namun juga perusahaan-perusahaan jenis lainnya. Jangan sampai uang pinjaman malah dipakai untuk biaya periklanan. Ini jelas-jelas menghambur-hamburkan uang. Banyak cara untuk mempromosikan perusahaan dan produk perusahaan tanpa menggunakan dana pinjaman yang besar.