Jakarta–Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) optimis pertumbuhan bisnis penjaminan akan semakin baik dalam ke depannya. Jamkrindo menargetkan pada 2016, penjaminan kredit dapat mencapai Rp115 triliun.
Direktur Utama Perum Jamkrindo Diding S. Anwar mengatakan, target penjaminan kredit di 2016 tersebut, mengalami peningkatan Rp38 triliun menjadi Rp115 triliun jika dibandingkan dengan target penjaminan kredit di 2015 yang mencapai Rp77 triliun dan juga meningkat dibanding 2014 sebesar Rp42 triliun.
“Kami harapkan target volume penjaminan kredia naik mudah-mudahan diatas Rp115 triliun. Itu KUR dan Non-KUR. Tapi kami melihat kondisi policy dari regulator juga terkait bunga,” ujar Diding di Kantornya, Jakarta, Rabu, 2 Desember 2015.
Di tempat yang sama Direktur Perum Jamkrindo, Bakti Prasetyo menambahkan, untuk volume penjaminan kredit non-KUR di 2016 mendatang dipatok sebesar Rp65 triliun. Sementara sisanya yakni Rp50 triliun untuk KUR. Kesuksesan memenuhi target di segmen KUR bergantung pada kemampuan perbankan dalam menyalurkan KUR.
“Kelihatannya ada pertumbuhan kredit yang lebih cepet, karena ada dorongan pemerintah yang meminta bank menggenjot KUR nya. Seperti Bank BRI, kredit-kreditnya itu hampir semuanya kegeser sama KUR. Karena memang ditekan oleh pemerintah,” ucap Bakti.
Hingga bulan September 2015 volume penjaminan kredit non KUR Jamkrindo sudah mencapai Rp43 triliun. Di tiga bulan terakhir Jamkrindo mengincar 26% sisa target untuk dipenuhi. Sementara di segmen KUR baru terealisasi Rp3,5 triliun atau masih jauh dari target 2015 yang dipatok sebesar Rp15 triliun. Artinya baru 23,3% target volume panjaminan KUR yang sudah tercapai.
Perum Jamkrindo mencatatkan laba (sebelum pajak) hingga akhir Oktober 2015 sebesar Rp619,556 miliar. Nilai ini naik 15,42% (yoy) dari sebelumnya Rp536,772 miliar. Capaian laba ini juga telah mencapai 91,53% dari target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Perum Jamkrindo tahun 2015.
Total aset perusahaan per 31 Okotober 2015 adalah sebesar Rp10,02 triliun. Nilai ini hampir sama dibandingkan aset yang tercatat hingga akhir tahun 2014 yang tercatat Rp10,4 triliun. Sedangkan nilai ekuitas per akhir Oktober tercatat Rp8,47 triliun atau naik 21,42% dari posisi yoy Rp6,97 triliun. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 23 Desember… Read More